Abstract:
Dzikir Ratib al-Haddad ini sebagai amalan yang mejadi tradisi rutinan yang dilaksanakan oleh kebanyakan masyarakat di Jakarta, khususnya pada masyarakat betawi yang ada disekitaran kota Jakarta. Dan dari tradisi pembacaan tersebut Ratib al-Haddad ini memiliki pengaruh yang begitu kuat pada masing-masing orang, kemudian penulis meneliti resepsi terhadap ayat-ayat dzikir dalam Ratib al-Haddad dan menelaah dampak dari rutinitas tradisi para jama’ah dan masyarakat.
Dalam penelitian ini tergolong menggunakan penelitian kualitatif (field Research) dengan pendekatan studi living qur’an. Sumber data primer penulis dapatkan melalui Jama’ah Majelis Ta’lim Nurul Ikhlas Pondok Pinang Jakarta Selatan dan juga para masyarakat sekitarnya dan data sekunder yang penulis dapatkan melalui buku-buku, jurnal, karya ilmiah, dan wawancara yang menggunakan teknik snowball. Dimana peneliti mencari data yang terus berkembang sesuai kebutuhan penulis. Dalam penelitian ini data yang telah didapatkan oleh penulis dengan analisa yang menggunakan pisau analisa teori resepsi dan penguat analisa tentang makna dari resepsi tersebut menggunakan teori Karl Mannhein yang berasumsi bahwa tindakan manusia terbentuk berdasarkan prilaku dan makna.
Demikian ini, resepsi Para Jama’ah Majelis Ta’lim Nurul Ikhlas berasumsi bahwa dzikir Ratib al-Haddad ini menjadi dzikir rutinan harian yang menjadi media sebagai penjaga stabilitas keimanan, penarik rezeki, pengobatan ruqyah dan memberikan keberkahan.
