dc.description.abstract |
Belakangan ini, berbagai permasalahan melibatkan masyarakat beragama semakin kompleks terjadi di Indonesia, baik internal maupun eksternal antar umat beragama. Hal tersebut disebabkan oleh sikap ekstrem, eksklusif, hingga liberalisme. Sementara ajaran agama Islam sudah jelas bersifat moderat. Sehingga dibutuhkan konsepsi moderat dari literatur-literatur keilmuan, terlebih literatur tafsir, sebagai respon terhadap persoalan kontemporer tersebut. Maka penelitian ini menganalisa penafsiran K.H. Sholeh Darat terhadap ayat-ayat yang mengandung term moderasi beragama, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana dimensi moderasi beragama yang ditawarkan oleh K.H. Sholeh Darat agar dapat diterapkan oleh masyarakat Indonesia yang heterogen.
Sumber data primer pada penelitian penulis adalah kitab Tafsīr Fayḍ al-Raḥmān fi Tarjamāh Tafsīr Kalām al-Malik al-Dayyān diakomodasi dengan sumber data sekunder yang berupa karya literatur dan hasil wawancara narasumber. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk penelitian pustaka (library research). Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian penulis dengan mengumpulkan data-data literatur keilmuan dan wawancara. Kemudian dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan pendekatan sosio-historis.
Adapun hasil penelitian dalam skripsi ini adalah: Pertama, K.H. Sholeh Darat merepresentasikan nilai moderat yang terkandung dalam penafsiran Q.S. Al-Baqarah [2]: 48, 120, 123, 130, 132, 135, 143, 193, 217, dan 256 seperti hukuman di hari kiamat yang bersifat objektif tidak pandang bulu, risalah kenabian yang sama-sama berasal dari Allah, Islam sebagai agama pertengahan antara Yahudi dan Nasrani, interaksi antar umat beragama di masa Rasul sebagai ujian keimanan bagi umat Islam, dan berkenaan dengan ajaran agama Islam yang bersifat suka rela tanpa paksaan. Kedua, penulis merumuskan dimensi moderasi menurut K.H. Sholeh Darat yang memiliki beberapa indikator: yaitu moderat dalam akidah, hukuman, muamalah, dan budaya. Dimensi moderasi tersebut sangat relevan dengan kondisi relasi sosial masyarakat Indonesia dan tepat untuk diterapkan agar dapat terwujud kedamaian di tengah kehidupan bermasyarakat yang heterogen. |
en_US |