Abstract:
Tafsir adalah produk pemikiran manusia. Sepanjang tafsir merupakan produk manusia, maka hal itu tidak akan lepas dari kekurangan atau bahkan penyimpangan-penyimpangan dalam penafsiran (inḥirāf). Di antara bentuk penyimpangan (inḥirāf) itu adalah pembahasan tafsir Al-Qur’an yang kemudian disebut dengan istilah ad-dakhīl (infiltrasi). Ad-dakhīl dalam tafsir yaitu suatu aib dan cacat yang sengaja ditutup-tutupi dan disamarkan hakikatnya serta disisipkan di dalam beberapa bentuk tafsir Al-Qur’an yang otentik. Penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi dan menganalisa bentuk-bentuk ad-Dakhīl pada penafsiran yang dilansir secara riwayat oleh al-Alusi ketika menafsirkan kisah Nabi Yusuf dalam karyanya Tafsīr Rūh Al-Ma’āni.
Karya-karya ilmiah mengenai ad-Dakhīl sudah banyak ditulis, meliputi skripsi, tesis, dan jurnal-jurnal ilmiah. Semua karya-karya tersebut mengupas ad-Dakhīl Fī Tafsīr dengan berbagai kitab-kitab tafsir yang berbeda. Dari hasil pencarian belum ditemukan penelitian mengenai ad-Dakhīl yang mengambil Tafsīr Rūh Al-Ma’āni.
Penelitian ini menggunakan menggunakan jenis kualitatif berbasis penelitian kepustakaan (library search). Sumber data yang digunakan adalah data-data primer seperti Al-Qur’an, kitab Rūh Al-Ma’āni, dan data-data sekunder seperti buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah Dokumentatif. Data dianalisa dengan metode deskriptif-analisis. Adapun landasan teori yang digunakan adalah teori kritik ad-dakhīl Abdul Wahab Fayed.
Setelah dilakukan penelitian pada 60 ayat kisah dalam Surah Yusuf, penulis menemukan ad-Dakhīl terdapat pada 8 tempat. Kesimpulannya 3 riwayat penafsiran ad-dakhīl yang tergolong Mardūd, 2 riwayat penafsiran ad-dakhīl yang tergolong Maqbul dan 4 riwayat penafsiran ad-dakhīl tergolong tawaquf.