DSpace Repository

Kontroversi Pemahaman Masyarakat Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Al-Asma’ Wa As-Sifat (Studi Kasus pada Kelompok Kajian Muslim Perkotaan)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Artani Hasbi
dc.contributor.advisor Romlah Widayati
dc.contributor.author Bikodarin, 318440044
dc.date.accessioned 2023-08-19T04:07:02Z
dc.date.available 2023-08-19T04:07:02Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3185
dc.description.abstract Polemik mengenai metode yang digunakan untuk memahami ayat-ayat tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah (al-Asmâ’ wa aṣ-Ṣifât) sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu antara Asy’ariyyah dan salafi-wahabi seperti yang terjadi antara Ar-Râzî (w 606 H) dengan metode ta’wil dan majaz dan Ibn Taimiyah (w 728 H) dengan metode iṡbât. Kini polemik tersebut sudah menular kepada masyarakat umum yang tidak memiliki kompetensi keilmuan sebagaimana ulama. Penelitian mengenai Kontroversi Pemahaman Masyarakat tentang al-Asmâ’ wa aṣ-Ṣifât, studi kasus pada kelompok kajian masyarakat muslim perkotaan di Jakarta, Bogor dan Bekasi dengan teori fenomenologi dan sosiologi fungsionalisme konflik social Berstein dan pendekatan historis, kultural, sosiologis serta doktrinal membuktikan bahwa masyarakat perkotaan berbeda pemahamannya terhadap ayat- ayat Al-Qur’an tentang al-Asmâ’ wa aṣ-Ṣifât sehingga hal tersebut menjadi pemicu keretakan hubungan sosial kemasyarakatan dan kenegaraan. Kontroversi tersebut mengerucut menjadi tiga pemahaman, Pertama, Pemahaman model Asy’ariyyah dengan cara ta’wil dan tafwîḍ. Kedua, Pemahaman model salafi-wahabi dengan cara iṡbât. Ketiga, Pemahaman netral atau rasional dengan cara memadukan kedua model pemahaman, yakni al-Jam’u Bainahuma. Faktor-faktor yang melatarbelakangi kontroversi tersebut di antaranya adalah minimnya pengetahuan mereka, pemahaman guru yang mengajar mereka, ghirah keislaman yang tidak terukur dan tidak proporsional serta perbedaan manhaj dalam memahami ayat-ayat tentang al-Asmâ’ wa aṣ-Ṣifât. Adapun implikasi dari kontroversi tersebut diantaranya adalah terjadinya ketidakstabilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, saling menjegal dalam penyelenggaran kajian, muncul gesekan dalam bergaul, sangat mudah melakukan tindakan anarkis, bersikap eksklusif dan fanatik buta dalam memegang prinsip, terjadi penghambatan pembangunan manusia, pembelahan umat dan memunculkan sikap munafik sosial Pemahaman tauhid dalam masalah sifat-sifat Allah yang paling simpel, sederhana dan realistis di tengah masyarakat adalah pemahaman tauhid Asy’ariyyah. Karena tauhid mereka hanya berkisar masalah ulûhiyyah, rubûbiyyah dan ubûdiyyah dan tidak mengenal tauhid asma’ dan sifat sebagaimana pemahaman salafi-wahabi. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Ta’wil - tafwîḍ en_US
dc.subject iṡbât en_US
dc.subject al-Jam’u Bainahuma en_US
dc.title Kontroversi Pemahaman Masyarakat Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Al-Asma’ Wa As-Sifat (Studi Kasus pada Kelompok Kajian Muslim Perkotaan) en_US
dc.type Disertasi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account