Abstract:
Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa pokok bahasan, salah satunya ialah aspek sejarah. Kisah tentang para nabi mendapatkan peran yang paling banyak dalam Al-Qur'an yaitu dari jumlah yang terdiri dari 6.300 ayat lebih, sekitar 1600 ayat di antaranya membahas para rasul, dan kisah Nabi Musa adalah yang paling banyak, yaitu 136 kali. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan kepada kisah Nabi Musa dan Nabi Harun pada QS. Al-Qaṣaṣ [20]:34 dan QS. Ṭāḥa [16]:29-35 dan pesan-pesan akhlak apa saja yang bisa diambil dari kisah tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau sering disebut library research, yang pengumpulan datanya melalui bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, jurnal, skripsi dan media internet atau literatur naskah yang sudah di transliterasi dan diterjemahkan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan tematik dan menggunakan teori komparatif yaitu membandingkan dua kitab tafsir. Adapun kitab tafsir yang digunakan adalah kitab tafsir Al-azhar dan kitab Tafsir Al-Mishbah.
Hamka dan Quraish Shihab menafsirkan bahwa inti dari surah Tāhā ayat 29-35 dan surah Al-Qaṣaṣ ayat 34 adalah tentang permohonan Nabi Musa kepada Allah SWT agar mengutus Nabi Harun untuk membantunya dalam menjalankan tugas menghadapi Fir’aun dan jajarannya. Adapun pesan-pesan akhlak yang bisa diambil dari kedua kisah nabi di atas ialah: Sebuah permohonan dan pengharapan Nabi Musa kepada Allah SWT, selalu percaya kepada Allah SWT, berani dalam membela kebenaran dengan membawa wahyu dari Allah SWT dan lain sebagainya.