Abstract:
Tradisi tirakatan dengan pembacaan tartil merupakan bentuk resepsi di kalangan anggota Jam’iyyah Mudārasah Al-Qur’ān Li Al-Ḥāfiẓāt (JMQH), hal ini masuk ke dalam kajian living Qur’an. Penelitian ini di latar belakangi karena adanya aktivitas yang padat bagi penghafal Al-Qur’an yang sudah berumah tangga, kurangnya hafizah dalam memperbaiki kualitas bacaan terutama dengan baca tartil, adanya kesukaran hafizah yang sudah berumah tangga, dan rendahnya minat hafizah untuk mengulang kembali hafalan melalui khataman. Persamaan dan perbedaan riset yang telah ada yakni sama-sama meneliti organisasi JMQH. Sedangkan penelitian dahulu fokus nya pada strategi pendidikan dakwah.
Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan memakai metode kualitatif dan berbasis pada studi living Qur’an. Sumber data primer dengan 30 informan yang terdiri dari beberapa pengurus dan anggota JMQH. Adapun sumber data sekunder yang dikumpulkan berupa buku–buku, artikel, skripsi, tesis, dan beberapa dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara, yakni observasi, wawancara, serta beberapa dokumentasi. Teknik analisa data dengan menggunakan analisis deskriptif dengan pendeketan teori resepsi Sam D. Gill.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik tradisi tirakatan nusantara adalah tradisi membaca Al-Qur’an dengan tidak diperbolehkan berinteraksi selain kepada Allah swt. Pelaksanaan tirakatan dilakukan oleh anggota JMQH se-Indonesia pada bulan Sya’bān sampai Ramadan. Adanya beberapa faktor kondisi sosial anggota di Kabupaten Lamongan dan Gresik yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan tersebut. Adapun beberapa manfaat yang diperoleh yakni; memperbaiki kualitas hafalan, meningkatkan kefokusan, muḥāsabah dalam segala aspek, menghadirkan hati dan jiwa yang tenang, meningkatkan kedisiplinan, serta melatih kesabaran. Adapun resepsi anggota JMQH di Kabupaten Lamongan dan Gresik terhadap tradisi tirakatan nusantara terbagi menjadi dua aspek; Pertama, Aspek informatif melalui kajian Islami saat acara puncak khataman tirakatan nusantara. Kedua, apek perfermotif melalui tradisi bacaan tartil serta kepercayaan pada ayat-ayat sebagai doa.
