DSpace Repository

Etika Pergaulan dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Antara Tafsir Marāh Labīd dan Tafsir An-Nur serta Relevansinya Pada Generasi Z)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ahmad Hawasi
dc.contributor.author Minhatul Maula, 19211232
dc.date.accessioned 2023-11-21T06:27:24Z
dc.date.available 2023-11-21T06:27:24Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3495
dc.description.abstract Penelitian ini bertujuan menganalisis dan membandingkan penafsiran dua mufassir, yakni Nawawi al-Jawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy tentang etika pergaulan. Pemilihan tema ini didasari oleh fenomena yang terjadi pada anak remaja generasi Z yang terlihat banyak penyimpangan dalam bergaul, salah satunya ialah kasar dalam berbicara, dan sebagainya. Dua mufassir ini dipilih untuk mengetahui bagaimana pemahaman kedua mufassir dan seberapa besar pengaruh lingkungan kehidupannya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu, ada beberapa permasalahan, di antaranya: Pertama, penafsiran etika pergaulan dalam tafsir Marāḥ Labīd dan tafsir an-Nur. Kedua, persamaan dan perbedaan penafsiran etika pergaulan dalam dua tafsir Nusantara. Ketiga, relevansi ayat etika pergaulan dalam dua tafsir Nusantara di era generasi z. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini ada dua, yakni Analisis Deskriptif-Komparatif, dan Analisis Wacana yang model analisis ini ialah model kognisi sosial. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, secara garis besar penafsiran QS. Al-Fath [48]: 29 menjelaskan tentang bersikap tegas terhadap orang yang menentang agama Islam. QS. Al-Hujurat [49]: 9-13 menjelaskan tentang menjaga perdamaian, menjaga persaudaraan, larangan mencela orang lain, larangan mencari-cari kesalahan orang lain, larangan berprasangka buruk, larangan memanggil dengan gelar yang buruk, saling mengenal. QS. Al-Mumtahanah [60]: 8 menjelaskan tentang berlaku adil dan berbuat baik kepada manusia. Kedua, perbandiangan kedua mufassir ialah Nawawi al-Jawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy dalam menafsirkan ayat-ayat yang berbicara mengenai etika pergaulan cenderung memiliki kesamaan dalam menjelaskan isi kandungan ayat. Perbedaan dari kedua mufassir tersebut ialah Nawawi al-Jawi dalam memaknai kata cenderung lebih ringkas dan tekstual, Sedangkan Hasbi Ash-Shiddieqy memaknai ayat kontekstual dan penjelasan kandungan ayat lebih luas dan rinci. Ketiga, relevansi penafsiran pada generasi z, yaitu Ayat-ayat etika pergaulan jika diterapkan pada generasi z, maka mereka akan memiliki pribadi yang baik, yakni a. Mampu bersikap tegas terhadap orang yang melakukan penistaan agama, b. Berperilaku ramah dan santun kepada masyarakat, c. Menjaga persaudaraan dengan baik sehingga melahirkan perdamaian, d. Menjaga persaudaraan dengan tidak membully orang lain, selalu berprasangka positif terhadap diri sendiri ataupun orang lain, e. Tidak sibuk mencari-cari kesalahan orang lain karena sudah sibuk dengan intropeksi diri, f. Berkenalan dengan orang lain yang berbeda suku, ras, budaya, dan warna kulit akan menambahkan wawasan baginya akan indah dan beranekaragam hal di duniaterutama di Indonesia, dan g. Berlaku adil dan berbuat baik kepada orang lain baik yang sesama umat muslim ataupun orang yang menentang agama Islam yang tidak memeranginya. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Etika Pergaulan en_US
dc.subject Tafsir an-Nur en_US
dc.subject Tafsir Marāḥ Labīd en_US
dc.subject Generasi Z. en_US
dc.title Etika Pergaulan dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Antara Tafsir Marāh Labīd dan Tafsir An-Nur serta Relevansinya Pada Generasi Z) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account