Abstract:
Perkembangan mushaf kuno yang belum banyak dikaji oleh para akademisi terkait aspek ḍabṭ Al-Qur’an. Salah satu mushaf yang tidak tersentuh sebagai bahan kajian adalah mushaf-mushaf dari Sulawesi Barat. Kajian mushaf Sulawesi Barat ini pernah dilakukan oleh Ali Akbar untuk keperluan pengumpulan naskah. Namun sayangnya penelitian yang dilakukan Ali Akbar tidak menyentuh aspek ḍabṭ Al-Qur’an. Sehingga pada penelitian ini akan merumuskan dua masalah pokok, yaitu: bagaimana bentuk ḍabṭ yang digunakan pada tiga mushaf Sulawesi Barat? Bagaimana perbandingan ḍabṭ pada tiga mushaf Sulawesi Barat?.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) dan internet research, serta termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Adapun metode yang dijadikan panduan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dan analisis komparatif. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara. Sumber data primer yang digunakan adalah mushaf milik Drs. Sufyan Mubarak, mushaf milik Hj. Nuryena Atjo, dan mushaf milik Drs. Abdul Muis Mandra (alm.). Sedangkan sumber sekunder berasal dari kitab-kitab, buku, jurnal, skripsi maupun tesis yang masih berhubungan dengan penelitian penulis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada mushaf milik Drs. Sufyan Mubarak, mushaf milik Hj. Nuryena Atjo, dan mushaf milik Drs. Abdul Muis Mandra (alm.) memiliki persamaan dan perbedaan pada ḍabṭ yang digunakan. Persamaannya, yakni: pada pembubuhan harakat (fatah/damah/kasrah), sukun, tasydid, tanwin yang terletak sebelum huruf iẓhār, tanwin yang terletak sebelum huruf ikhfā’, tanwin yang terletak sebelum huruf idgām, tanwin yang terletak sebelum huruf iqlāb, nūn sakīnah yang terletak sebelum huruf iẓhār, nūn sakīnah yang terletak sebelum huruf ikhfā’, nūn sakīnah yang terletak sebelum huruf idgām, nūn sakīnah yang terletak sebelum huruf iqlāb, hukum mad ṭabi’ī, lafaz muẓhār, lafaz mudgam, hamzah qaṭa’, ziyādah yā’, dan lām alif. Sedangkan perbedaan ketiganya adalah tanda baca isymām, imālah, tanda mad, hamzah yang dibaca tashīl, hamzah waṣal, ḥażf alif, ḥażf wāwu, ḥażf yā’, ziyādah alif, dan ziyādah wāwu. Adapun faktor persamaan ḍabṭ, yakni: sama dalam penggunaan mazhab ḍabṭ dan sama dalam penggunaan riwayat mushaf. Sedangkan perbedaannya disebabkan bedanya mazhab ḍabṭ yang diikuti dan bedanya penyalin mushaf.
