Abstract:
Penelitian ini bertujuan menganalisis dan membandingkan penafsiran dua mufassir, yakni Wahbah Az-Zuhaili Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy tentang fitnah perempuan. Pemilihan tema ini didasari oleh beberapa orang berpikir buruk tentang wanita, mereka beranggapan bahwa wanita adalah puncak dari segala fitnah. Dua mufassir ini dipilih untuk mengetahui bagaimana pemahaman kedua mufassir dalam permasalahan, di antaranya: Pertama,penafsiran fitnah perempuan dalam tafsir Al-Munīr dan tafsir An-Nūr. Kedua, persamaan dan perbedaan penafsiran tentang fitnah perempuan. Ketiga, relevansi penafsiraan Wahbah Az-Zuhaili dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy pada masa kini.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library reseach) yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data melalui penelahaan terhadap buku-buku dan literatur-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian. Metode penelitian yang dipakai ialah metode deskriptif komparatif dan tematik, yaitu mendiskripsikan data yang sudah terkumpul lalu membandingkannya dengan tema yang dibahas untuk mengetahui perbedaan dan persamaannya.
Hasil penelitian ini telah tertulis bagaimana Allah memperingati kita. Fitnah tidak hanya di sebabkan oleh kaum perempuan, Fitnah telah ada sejak zaman dahulu, fitnah merupakan bentuk ujian sehingga Allah akan melihat, siapakah di antara kita yang baik amalany dan siapa yang akan lalai dari urusan-urusan akhirat. Seperti pentingnya menahan pandangan bagi laki-laki dan perempuan terhadap apa yang tidak halal dilihat berupa segala hal yang diharamkan untuk dilihat dan setiap hal yang berpotensi memunculkan fitnah.
