dc.description.abstract |
Wirid adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Wirid berisikan bacaan ayat-ayat al-Qur‟an atau doa-doa tertentu, wirid
dalam pengamalannya harus disertakan ijazah dari seorang guru. Akan tetapi
masih saja banyak orang yang mengamalkan bacaan wirid tidak sesuai
dengan porsinya. Salah satu pesantren yang masih melakukan tradisi ijazah
wirid adalah pondok pesantren al-Qur‟an Al-Ghozaliyyah Sukabumi. dalam
penelitian ini, penulis akan mengkaji bagaimana praktik pembacaan surah
dan ayat dalam tradisi ijazah wirid Sira>j al-Muta’allimi>n dan penulis ingin
mengetahui pemaknaan dari jamaah pelaku wirid tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan studi
Living Qur‟an yang sumber primernya didapat dari ustadz wahyu (ustadz
kepercayaan Alm. Bapak K.H Ghozali), ustadzah, santri mukim dan alumni
Al-Ghozaliyyah. Sementara sumber sekundernya terdiri dari buku-buku, foto,
dan artikel dan sebagainya. Kemudian untuk pengumpulan data-data
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, santri yang menetap di pondok
pesantren Al-Qur‟an Al-Ghozaliyyah wajib mengikuti pembacaan wirid Sira>j
al-Muta’allimi>n. Wirid Sira>j al-Muta’allimi>n dilaksanakan setahun sekali 21
hari di bulan ramadhan, selama mengamalkan wirid ini wajib diiringi dengan
berpuasa sebanyak 21 hari. Pembacaan ijazah wirid Sira>j al-Muta’allimi>n
memiliki keutamaan dan manfaat bagi siapa saja yang mengamalkannya.
Berdasarkan hasil penelitian, jamaah pelaku wirid Sira>j al-Muta’allimi>n
melakukan wirid tersebut berbeda beda. Diantaranya, ada yang bertujuan
sebagai media untuk pendekatan diri kepada Allah Swt, adapula yang
melakukannya agar dimudahkan ketika sedang menuntut ilmu serta diberikan
ilmu yang bermanfaat dan barokah. Adapun manfaaat dari pengamalan wirid
ini yaitu menjadikan hati dan jiwa senantiasa selalu merasa tenang, tentram,
dan damai. |
en_US |