dc.description.abstract |
Gangguan kesehatan mental yang dipicu oleh rendahnya self-esteem cenderung menjadi rentan
pada masa remaja, seiring dengan peralihan dari fase anak-anak menuju dewasa. Periode ini
memerlukan perhatian khusus, karena selain menjadi rentan terhadap masalah kesehatan mental, masa
remaja juga menjadi waktu kritis dimana konsep diri dapat menguat atau melemah. Sehingga
dibutuhkan upaya meningkatkan slef-esteem rendah dari perspektif tafsir untuk merespon terhadap
persoalan kontemporer tersebut. Maka penelitian ini menganalisa penafsiran Wahbah Al-Zuḥailī dan
Muhammad Quraish Shihab terhadap ayat-ayat yang mengandung upaya peningkatan self-esteem,
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi self-esteem rendah dalam penafsiran
Wahbah Al-Zuḥailī dan Muhammad Quraish Shihab yang diharapkan diterapkan oleh masyarakat
sekarang.
Sumber primer pada penelitian penulis adalah ayat-ayat Al-Qur’an, kitab-kitab Tafsīr terutama
Tafsīr Al-Lubāb karya Quraish Shihab dan Tafsīr Al-Munīr karya Wahbah Al-Zuḥailī diakomodasi
dengan sumber sekunder yang berupa karya literature yang bersinggungan dengan pembahasan
mengenai Self-esteem guna mendukung dan melengkapi analisis. Seperti jurnal, artikel, buku, dan
skripsi yang memiliki judul serupa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk penelitian
pustaka (Library research). Adapun Teknik pengumpulan data pada penelitian penulis dengan
megumpulkan data-data letiratur keilmuan. Kemudian dianalisis menggunakan metode analisis isi
dengan pendekatan psikologi.
Adapun hasil penelitian ini, dalam mengatasi self-esteem rendah pertama kita harus berpikir positif
karena jika seseorang memiliki perspektif dan pemikiran yang positif akan menghasilkan tindakan yang
positif. Kedua selalu optimis karena orang yang optimistis melihat kesulitan sebagai peluang untuk
mencapai hasil yang lebih baik. Ketiga menjaga kondisi hati dan pikiran karena kondisi hati yang tidak
tenang dapat menyebabkan pikiran yang negatif. Keempat meningkatkan keimanan karena dengan
iman yang kuat kita diangkat derajatnya oleh Allah. Sejalan dengan upaya mengatasi self-esteem rendah
menurut Wahbah Al-Zuḥailī serta Quraish Shihab pada QS. Ali-‘Imran [3]: 146, QS. Yūsuf [12]: 87,
QS. Az-Zumar [39]:53, QS. Ar-Ra’d [13]: 28, dan Ali-‘Imrān [3]: 139. perbandingan penafsiran
Wahbah Al-Zuḥailī dan Muhammad Quraish Shihab pada kelima ayat upaya mengatasi slef-esteem
rendah bisa diketahui pada tafsīr Wahbah Al-Zuḥailī memaparkan pendapat ulama, riwayat lain dan
juga mencantumkan ayat yang berkesinambungan dengan yang sedang beliau tafsīrkan. Sedangkan
penfasiran Quraish Shihab tidak mentantumkan pendapat siapapun, tidak mencantumkan riwayat lain
dan juga tidak memaparkan ayat yang berkesanambungan dengan ayat yang sedang ditafsīrkannya,
tetapi pada intinya penafsiran Wahbah Al-Zuḥailī dan Muhammad Quraish Shihab pada kelima ayat
upaya mengatasi slef-esteem rendah relatif sama. Relevansi penasiran Wahbah Al-Zuḥailī dan Quraish
Shihab pada masyarakat sekarang ini sangat berkaitan dengan perilaku generasi muda selalu dihantui
dengan yang namanya overthingking, overthinking berdampak beban pikiran yang berlebihan, yang
berdampak pada kebermaknaan hidup, karena itu kita harus salalu memikirkan hal positif. Orang-orang
yang beriman tidak pernah putus asa dari rahmat Allah. Mereka selalu mengharapkan ruang dan
keluasan. Oleh karena itu, ayat-ayat ini dapat diartikan sebagai panduan untuk mengatasi self-esteem
rendah, yang pada akhirnya dapat menghasilkan dampak positif, terutama bagi masyarakat. |
en_US |