Abstract:
Hak dan kewajiban suami istri dalam konteks Naskah klasik Islam,
khususnya dalam Hadiyat Al-Nisā’ karya Muhammad Azhari. Naskah ini
mendiskusikan bagaimana hubungan suami istri. Oleh karena itu Rumusan
Masalah Skripsi ini adalah Bagaimana Penafsiran Muhammad Azhari pada
QS. Al-Nisā’ ayat 19 dan 34 Mengenai Hak dan kewajiban suami istri dalam
Manuskrip Hadiyat Al-Nisā’ dan Bagaimana Analisis Penafsiran Muhammad
Azhari dalam Perspektif Hegemoni Antonio Gramsci, tulisan ini mencoba
merespon permasalahan tersebut dengan melakukan analisis penafsiran dan
kritik penafsiran menggunakan perspektif teori Hegemony Antonio Gramsci.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian
kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan, yaitu dengan metode dokumentasi dimana penulis mengumpulkan
data primer digitalisasi Naskah Hadiyat Al-Nisā’ dan teknik analisa data
deskriptif. Kemudian, data sekunder yang didapatkan melalui artikel jurnal dan
karya ilmiah lainnya yang kemudian di analisa menggunakan pendekatan dua
pendekatan yaitu pendekatan kodikologi dan pendekatan teori Hegemony
Antonio Gramsci.
Hasil temuan dalam penelitian ini, yaitu Pertama, Muhammad Azhari
menafsirkan QS. Al-Nisā’ ayat 19 dan 34 dalam manuskrip Hadiyat Al-Nisā’
menggarisbawahi pentingnya hak dan kewajiban suami istri agar mewujudkan
hubungan yang harmonis dan saling menghormati. Kedua, penafsiran
Muhammad Azhari pada QS. Al-Nisā’ ayat 19 dan 34 jika dianalisa dengan
teori hegemoni Antonio Gramsci terdapat penafsiran yg integral hegemony,
decident hegemony dan minimal hegemony.
QS. Al-Nisā’ ayat 19 pada pesan kelima termasuk dalam kategori
hegemoni total atau integral hegemony. lalu Pesan kedua termasuk ke dalam
kategori hegemoni yang merosot atau decident hegemony. sementara pesan
pertama, ketiga dan keempat ke dalam kategori hegemoni yang minimal atau minimal hegemony. QS. Al-Nisā’ ayat 34 pesan kedua, keempat dan kedelapan
termasuk dalam kategori hegemoni total atau integral hegemony. Sedangkan
pesan pertama, ketiga, dan kelima termasuk ke dalam kategori hegemoni yang
merosot atau decident hegemony. Sementara pesan ketujuh dan kedelapan ke
dalam kategori hegemoni yang minimal atau minimal hegemony