dc.description.abstract |
Penelitian ini membahas tentang pengaruh isti’ārah terhadap penafsiran
surah Al-Isrā` dalam tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh persoalan-persoalan tentang bahasa Al-Qur’an yang
mendalam menjadikan adanya berbagai penafsiran pada ayat-ayat Al-Qur’an,
adanya perdebatan pandangan kalangan ulama mengenai keberadaan majāz,
adanya perbedaan pandangan ulama dalam menafsirkan ayat-ayat isti’ārah,
belum banyak penelitian yang membahas isti’ārah dalam surah Al-Isrā`, dan
belum banyak yang mengkaji dan menganalisis penafsiran kitab tafsir
Nusantara, Al-Misbah karya Quraish Shihab terhadap ayat-ayat isti’ārah.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
terkait dengan ayat-ayat isti’ārah pada surah Al-Isrā menurut penafsiran tafsir
Al-Misbah karya Quraish Shihab dan implikasinya.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan kepustakaan (library research). Sumber data primer
menggunakan kitab tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab, sedangkan teknik
pengumpulan data dengan dokumentatif. Teknik analisis data yang digunakan
adalah deskriptif-analitik, dengan pendekatan pada bidang linguistik yang
mengarah kepada analisa balagī.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Al-Qur’an surah AlIsrā’ terdapat 5 ayat yang mengandung unsur isti’ārah. Pada ayat ke-13, 24,
29, 64, dan 71. Penulis menyimpulkan bahwa Quraish Shihab adalah ulama
dan mufassir ahl al-sunnah wa al-jamā’ah yang menerima majāz, hal ini
berimplikasi pada setiap penafsiran ayat-ayat yang mengandung unsur
isti’ārah, untuk memperluas pemahaman ayat dengan mengaitkan makna
kiasan dan memberi dimensi tambahan pada penafsiran Al-Qur’an. |
en_US |