dc.description.abstract |
Penulisan Al-Qur‟an telah melalui perjalanan panjang, dimulai dari
manuskrip di masa Rasulullah Saw. Di Indonesia, penulisan Al-Qur‟an
dimulai sejak abad ke-13 dengan tulisan tangan dan berlanjut ke teknik cetak
modern sejak akhir abad ke-19. Mushaf cetak pertama di Indonesia dicetak
pada tahun 1854, disusul oleh pencetakan lainnya hingga berkembang pesat
pada abad ke-20. Abad ke-21 mulai muncul mushaf indah seperti Mushaf
Istiqlal dan Mushaf At-Tin, yang dihiasi dengan iluminasi seni tinggi yang
mencerminkan kekayaan budaya lokal. Iluminasi merupakan seni ragam hias
dengan menggunakan warna-warna, bentuk, dan ornamen. Pemberian
iluminasi pada mushaf juga merepresentasikan makna yang terkandung pada
iluminasi, baik makna kebudayaan dan sesuatu yang menjadi khas dari
kedaerahannya. Namun banyak dari masyarakat di Indonesia masih belum
mengetahui makna dari iluminasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengenalkan Mushaf At-Tin dan makna iluminasi dalam konteks budaya dan
seni Nusantara.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif
analisis yang didukung jenis penelitian kepustakaan (library research) dan
menggunakan pendekatan kodikologi.
Bentuk iluminasi Mushaf At-Tin diambil dari 27 Provinsi di
Indonesia. Bentuk iluminasi mengadaptasi motif dan ornamen pada berbagai
benda seni budaya Nusantara, mulai dari kain batik, kain tenun, kain songket,
kain sarung, ukiran, kerajinan bambu, sulaman, peti logam, daun pintu,
rumah adat, kain daster bayi untuk marhaban, tandu-tandu raja kain latar
pengantin, ukiran mimbar masjid, hingga perisai suku Asmat.
Hasil penelitian merepresentasikan makna iluminasi Mushaf At-Tin setiap juz mengadaptasi motif ragam hias dari berbagai provinsi,
mencerminkan nilai-nilai budaya dan keindahan lokal, Keseluruhan tulisan
ini menyoroti kekayaan budaya Indonesia yang tercermin dalam ragam hias
tradisional, serta bagaimana seni ini menyimpan nilai-nilai yang diwariskan
dari generasi ke generasi. |
en_US |