DSpace Repository

Makna Mahannah Dalam Al-Qur'an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sofian Effendi
dc.contributor.author Annisa Ulhusnah, 19211141
dc.date.accessioned 2024-10-28T07:31:38Z
dc.date.available 2024-10-28T07:31:38Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3843
dc.description.abstract Semantik Toshihiko Izutsu telah berpengaruh pada studi Al-Qur’ān. Teori semantiknya dijadikan sebagai salah satu pendekatan untuk memahami makna kata dalam Al-Qur’ān. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Makna Maḥabbah dalam Al-Qur’ān ditinjau dari Semantik Toshihiko Izutsu. Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelitian kepustakaan (library research). Data primer dalam penelitian ini bersumber dari Al-Qur’ān serta terjemahannya. Sedangkan data sekunder menggunakan buku-buku, kitab tafsir, kamus, jurnal, majalah dan media informasi lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran datanya. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata maḥabbah yang terkandung dalam Al-Qur’ān dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik Al-Qur’ān menurut Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia Al-Qur’ân melalui analisis “kata kunci” Al-Qur’ân. Proses yang dilakukan adalah meneliti makna dasar dan makna relasional dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meninjau bagaimana kata maḥabbah digunakan dalam berbagai periode seperti periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata maḥabbah memiliki makna dasar cinta, suka, dan kasih sayang. Secara sintagmatik kata maḥabbah memiliki relasi dengan kata Kafūrin, ḍalālin, lituṣna'a, tahdī, ātal-māla. Secara paradigmatik maḥabbah memiliki relasi dengan kata alwuddu/mawāddah, Rahmāh, Al-Shaghaf, dan Ra’fah. Selain itu, terdapat kata yang kontradiktif dengan kata maḥabbah (cinta), yaitu "syanāu" (kedengkian). Pada masa pra Qur’anik, kata yang berakar pada kata cinta ada dalam puisi Imru’ul Qays. Di dalam puisinya ada kata aḥbabtu (تُ بُْحبْ َ yang) أ berakar dari ḥubb yang bermakna cinta. Kemudian setelah diturunkannya AlQur’ân, kata yang berakar pada ḥubb masih bermakna sama. Selanjutnya, pada periode pasca Qur’anik kata maḥabbah tidak mengalami pergeseran makna yang signifikan. Dan yang terakhir ialah weltanschauung kata maḥabbah, penulis melihat bahwa kebutuhan pemenuhan ruhani merupakan motif yang mendasari eksisnya kata maḥabbah hingga sekarang. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Maḥabbah en_US
dc.subject Semantik en_US
dc.subject Toshihiko Izutsu en_US
dc.subject Al-Qur’ân en_US
dc.title Makna Mahannah Dalam Al-Qur'an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account