Abstract:
Kajian ini mengangkat ketidaksesuaian antara karakteristik ‘Ibād alRaḥmān dalam QS. Al-Furqān [25]: 63-74 dengan kenyataan yang sering kali
bertentangan dengan karakteristik tersebut. Misalnya, sering ditemukan ulama
atau tokoh agama yang dianggap sebagai contoh ‘Ibād al-Raḥmān, tetapi
dalam kehidupan sehari-hari mereka menunjukkan perilaku yang tidak sesuai
dengan ajaran tersebut, seperti memperlihatkan pencapaian dan gaya hidup
mewah secara berlebihan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang
konsistensi antara ajaran yang dipegang dan perilaku yang ditampilkan, serta
dampaknya terhadap persepsi publik mengenai otoritas spiritual dan
keagamaan.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan
karakteristik 'Ibād al-Raḥmān sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Furqān
[25]: 63-74, berdasarkan penafsiran dua tokoh tafsir, yaitu Abdul Qadir alJailani (W. 1166 M.) dalam tafsir Al-Jailani dan M. Quraish Shihab (L. 1944
M.) dalam tafsir Al-Mishbah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode library research. Sumber data primer
yang digunakan adalah kitab Tafsir Al-Jailani dan Al-Mishbah, sedangkan
Sumber data sekunder berasal dari berbagai sumber terkait seperti buku,
artikel, jurnal, dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan metode deskriptif
analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan muqaran (komparatif) untuk
membandingkan perbedaan dan persamaan pandangan kedua tafsir terkait
karakteristik 'Ibād al-Raḥmān.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik 'Ibād al-Raḥmān
dalam ayat-ayat tersebut mencakup sifat-sifat seperti rendah hati, lemah
lembut, istiqamah dalam ibadah, dan menjaga hubungan sosial dengan baik.
Al-Jailani dan Al-Mishbah keduanya memberikan penekanan pada aspek
moral dan etika, namun mereka memiliki pendekatan tafsir yang berbeda.
Adapun Al-Jailani lebih bersifat sufistik, sementara Al-Mishbah lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan modern. Kajian ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman mendalam tentang karakteristik 'Ibād al-Raḥmān
dan bagaimana kedua perspektif tafsir ini dapat saling melengkapi dalam
memahami pesan-pesan spiritual Al-Qur'an.