Abstract:
Al-Qur’an ialah kitab suci umat Islam yang mengandung konsep ajaran
guna membimbing setiap individu dalam menjalankan kehidupannya. Salah
satu konsep inti yang sering diangkat dalam Al-Qur’an ialah Amīn
(terpercaya).
Penelitian ini mengupas tentang kata amīn yang ada di dalam Al-Qur’an,
yang mana kata amīn terdapat sebanyak 14 kali dalam 8 surah, kata amīn
memiliki berbagai macam konteks dalam kehidupan manusia. Penelitian ini
mengulas secara signifikan terkait amīn.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagimana penafsiran
Nawawi al-Bantani dan Hamka terhadap amīn dalam Al-Qur’an, perbedaan
pendapat Nawawi al-Bantani dan Hamka terhadap amīn dalam Al-Qur’an, dan
bagaimana relevansi penafsiran Nawawi al-Bantani dan Hamka terhadap amīn
dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
kajian library research. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi data primer dan sekunder yaitu dengan menggunakan teknik
pengumpulan data deskriptif-Analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahwa pertama, Nawawi alBantani dan Hamka sepakat tentang pentingnya sifat amanah (kepercayaan)
dalam konteks rasul dan malaikat, menekankan kejujuran dan tanggung jawab
dalam menyampaikan wahyu dan menjalankan tugas. Nawawi lebih fokus
pada karakter individu dan rincian historis, sementara Hamka menyoroti nilainilai moral serta relevansi ajaran dengan konteks sosial dan spiritual umat
Islam. Kedua hasil penelitian ini menunjukan di era masa kini sebuah
kepercayaan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, mencakup
tanggung jawab dalam keluarga, kejujuran dalam masyarakat, dan integritas
dalam kepemimpinan negara, yang semuanya mendukung keharmonisan dan
kesejahteraan sosial.