Abstract:
Keanekaragaman warna gunung dalam QS. Fāṭir [35]:27 dapat memiliki
makna mendalam terkait spiritualitas dan pengetahuan manusia. Al-Qur’an
menyebutkan bahwa gunung memiliki keanekaragaman warna, namun hal ini
menyebabkan bermacam penafsiran pada ulama terdahulu. Oleh karena itu,
diperlukan pemahaman tentang relevansi penafsiran ulama terdahulu terhadap
ilmu pengetahuan saat ini.
Adapun sumber primer pada penelitian ini adalah kitab Tafsir Mafātīh
Al-Ghaīb karya Fakhruddīn Ar-Rāzī dan Tafsir Al-Jawāhir fī Tafsīr Al-Qur’an
Al-Karīm karya Ṭanṭāwi Jauharī. Sedangkan sumber sekunder yang berkaitan
dengan pembahasan keanekaragaman warna gunung meliputi jurnal, berita,
buku, artikel, skripsi, dan tesis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan penelitian kepustakaan (library research) dan teknik
dokumentasi dalam pengambilan data, serta menganalisis data dengan metode
deskriptif. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian komparatif
(muqaran).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Fakhruddīn Ar-Rāzī dan
Ṭanṭāwi Jauharī sepakat bahwa kata "
د
َ
د
ُ
ج "memiliki makna adanya garis-garis
berwarna pada gunung seperti putih, merah, dan hitam, yang dianggap sebagai
tanda kekuasaan dan kebijaksanaan Allah. Fakhruddīn Ar-Rāzī memberikan
penafsiran secara sistematis dengan menguraikan ayat terkait warna gunung
berdasarkan poin-poin persoalan, dan fokus pada persoalan ke 3 mengenai
warna dibagi menjadi beberapa latifah. Pada persoalan 4, pembahasan gunung
ditafsirkan oleh Fakhruddīn Ar-Rāzī secara filosofis dan komprehensif terkait
penekanan gradasi warna kecuali warna hitam. Sebaliknya, Ṭanṭāwi Jauharī
memberikan penafsiran yang lebih mudah dipahami, menjelaskan warnawarna gunung, serta menganalogikan warna hitam dengan burung gagak.
Kedua penafsiran ini menjadi dasar para ilmuwan sehingga relevan dengan
teori ilmiah modern, yang menjelaskan bahwa warna gunung yang muncul dari berbagai batuan mineral disebabkan oleh unsur logam dalam bebatuan yang
mengalami oksidasi, bebatuan warna tersebut tidak hanya menambah
keindahan semata akan tetapi juga memiliki beragam manfaat dalam
konstruksi, pertanian, pengolahan air, dan industri lainnya. Contoh gunung
dengan batuan tersebut adalah Gunung Zhangye Danxia di Tiongkok yang
memiliki berbagai macam warna, Gunung Sewu di Yogyakarta dengan warna
putih, dan Gunung Matterhorn di Swiss dengan warna hitam pekat.