dc.description.abstract |
Pergaulan yang bebas dan pandangan yang liar adalah sesuatu yang
dewasa kini semakin memprihatinkan. Maka dari itu, perlu bagi kita untuk
memahami lebih dalam makna Ghad}d} al-Bas}ar pada surat an-Nu>r ayat 30-31,
dalam hal ini demi menanggulangi kecemasan pada pergaulan yang bebas
dan pandangan yang liar, yang saat ini telah merebak luas di masyarakat era
modern saat ini.
Penelitian ini membahas makna Ghad}d} al-Bas}ar pada dua penafsiran
yang lahir dari dua masa yang berbeda, yakni era pertengahan (Tafsir AlQurt}ubi) dan era kontemporer (Tafsir Fi> Z{ila>lil Qur’an). Tujuan penelitian ini
selain ingin mengetahui kerelevansian dari dua tafsir tersebut, ialah untuk
menyadarkan kepada masyarakat bahwa Ghad}d} al-Bas}ar adalah sesuatu yang
seharusnya diterapkan bagi seluruh masyarakat agar tak terjerumus kepada
pergaulan bebas. Penelitian ini bersifat library research dengan jenis
penelitian kualitatif. Metode yang digunakan penulis dalam penelitiannya ini
ialah studi komparatif, sedangkan pendekatan yang digunakan oleh penulis
ialah pendekatan tafsir muqarran.
Adapun hasil penelitian yang penulis dapatkan ialah: Pertama, AlQurt}ubi dalam menafsirkan ayat gad}d} al-bas}ar lebih kepada pemaknaan
menjaga pandangan sekedar sampai mata, sedangkan Sayyid Qut}b dalam
menafsirkan gad}d} al-bas}ar tidak sekedar menahan pandangan mata saja,
melainkan menahan hati, pikiran, kepada hal-hal haram yang berkaitan
dengan lawan jenis. Kedua, al-Qurt}ubi lebih cenderung hanya memaparkan
dalil-dalil untuk menjelaskan pentingnya menjaga pandangan, sedangkan
Sayyid Qut}b lebih cenderung memberikan komentar kepada masyarakat yang
menormalisasikan pandangan yang liar dan kebebasan dalam pergaulan
antara laki-laki dan perempuan. Ketiga, Penafsiran al-Qurt}ubi dan Sayyid
Qut}b saling melengkapi dan menguatkan sehingga relevan hingga masa
kontemporer saat ini. Sayyid Qut}b dengan segala kritisannya terhadap
masyarakat kini membuat masyarakat sadar, bahwa segala kebebasan dalam
pandangan dan pergaulan bebas antar lawan jenis tidaklah dibenarkan,
kemudian al-Qurt}ubi mufasir dari era pertengahan menyuguhkan banyak hadis dan syair-syair untuk menguatkan kritisan Sayyid Qut}b. |
en_US |