dc.description.abstract |
Ketenangan jiwa merupakan bagian dari kesehatan mental, kesehatan
jiwa, atau kesejahteraan jiwa. Orang yang jiwanya tenang dan tenteram
menunjukkan bahwa fungsi jiwanya berada dalam keseimbangan, yang
memungkinkannya berpikir positif, bijak dalam menangani masalah, mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan, dan merasakan kebahagiaan hidup.
Dengan mencari jiwa yang tenang, seseorang juga akan mampu menjalani
kehidupannya secara baik, sebab baik dan buruknya sesuatu itu akan
berpangkal dari persoalan mental dan jiwa manusia. Peneliti ingin menerapkan
konsep ketenangan dalam Al-Qur’an secara spesifik dengan menggunakan
kitab tafsir Al-Azhar dan Al-Misbah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode studi pustaka (Library Research). Sedangkan sumber
primer menggunakan Al-Qur’an dan Komperatif dua Tafsir, sedangkan
sekundernya menggunakan data yang bersifat buku tentang ketenangan, data
sekunder di penelitian ini adalah referensi-referensi, buku-buku atau jurnaljurnal yang terkait dengan tema Ketenangan dalam Al-Qur’an. Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi, sedangkan teknik analisa
datanya menggunakan metode Analisis Komparatif Tafsir. Adapun
pendekatan yang digunakan adalah metode tafsir Maudhui dari Al-Farmawi.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: Pertama, penafsiran Hamka
melihatnya sebagai hasil dari pemahaman mendalam tentang hidup dan
hubungan yang harmonis dengan lingkungan sosial. Sementara M. Quraish
Shihab dan Hamka setuju bahwa ketenangan jiwa adalah kondisi batin yang
diinginkan dan dapat dicapai melalui hubungan dengan Tuhan. Shihab melihat
ketenangan sebagai hasil dari pengamalan ajaran agama yang konsisten,.
Kedua, persamaan dan perbedaan penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab
terhadap ketenangan jiwa secara keseluruhan, baik Hamka maupun MQuraish
Shihab memandang tenangan jiwa sebagai hal yang penting dan dicapai
melalui hubungan dengan Tuhan, namun mereka menawarkan pendekatan
yang berbeda dalam menguraikan dan mencapainya. Ketiga, Relevansi penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab secara singkat seperti:
keyakinan/keimanan, ketakwaan, dzikir, sholat dalam faktor-faktor tersebut
itu, banyak sekali memiliki dampak besar dalam menciptakan ketenangan
jiwa |
en_US |