dc.description.abstract |
Tradisi Pengamalan Ayat Seribu Dinar di Pondok Pesantren AlMasthuriyah menjadi sebuah amalan populer terutama dikalangan Pondok
Pesantren. Oleh karena itu tujuan utama penelitian ini untuk
mendeskripsikan dan menganalisis respon para santri Al-Masthuriyah
terhadap pengamalan ayat seribu dinar. Bagaimana praktik yang
diamalkan tentang tradisi ayat seribu dinar yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penelitian sebelumnya mungkin telah mengamati
aspek-aspek yang unik dari tradisi pengamalan ayat seribu dinar dan
memberikan kontribusi yang khusus terhadap pemahaman kita tentang
praktik pengamalan ayat seribu dinar ini dalam konteks spesifiknya.
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif lapangan (field research)
dengan menggunakan metode studi living Qur’an menggunakan
pendekatan Fenomologi oleh Edmund Husserl. yang fokus utamanya
adalah bagaimana genealogi tradisi pengamalan ayat seribu dinar,
pelaksanaanya dan respon para santri mengenai ayat seribu dinar di
Pondok Pesantren Al-Masthuriyah. Sumber data primer dalam penelitian
ini merupakan Al-Qur’an, Observasi di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah
dan hasil wawancara dengan beberapa informan, dengan teknik
pengumpulan data purposive sampling. Adapun sumber data sekunder
penelitian ini skripsi, kamus, artikel, jurnal dan buku buku yang relavan
informasinya dengan pembahasan ayat seribu dinar.
Hasil penelitian didapatkan dalam enam temuan dalam Tradisi Ayat
Sebu Dinar di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah sehingga menjadi tradisi
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu antara lain,penjagaan diri
karena itu Al-Qur’an sebagai benteng perlindungan, dimudahkan rezeki
dalam hal harta sepeti uang jajan santri dateng dari hal yang tak disangka-sangka, memberikan keberkahan untuk para santri AlMasthuriyah,memperkuat hafalan,dimudahkan dalam segala hal, dan
mendekatkan diri kepada Allah.Sehingga dengan adanya pengamalan
tradisi ayat seribu dinar memberikan kemanfaatan dan keberkahan. |
en_US |