Abstract:
Penelitian ini didasari pemahaman akan kondisi lansia yang
mengalami perubahan fisik, psikologis, dan sosial serta peningkatan
kesadaran mereka akan kematian. Kesadaran ini dapat menimbulkan ragu dan
khawatir, terutama jika seseorang lupa menyiapkan bagaimana menghadapi
akhirat dengan baik. Kesiapan menghadapi akhirat dapat dibentuk melalui
aspek spiritualitas, diperkuat melalui ibadah dan kegiatan sosial keagamaan.
Permohonan doa kepada Allah bervariasi sesuai dengan harapan individu.
Lansia yang sadar akan kematian umumnya memohon pada Allah untuk
diwafatkan dalam keadaan baik. Praktik membaca QS. Al-A‘rāf ayat 126 dan
Āli ‘Imrān ayat 193-194 menjadi bentuk ikhtiar mencapai tujuan tersebut.
Masalah yang diangkat di dalam penelitian ini adalah bagaimana tata
cara, resepsi dan pemaknaan para peserta terhadap tradisi pembacaan kedua
ayat tersebut. Hal yang membedakan penelitan ini dengan penelitianpenelitian sebelumnya yaitu mayoritas penelitian yang dilakukan di Pesantren
Masa Keemasan (PMK) berfokus pada konsep kurikulum, sedangkan
penelitian ini mengulas praktik pembacaan rutin yang dilaksanakan di PMK.
Penelitian ini mengadopsi pendekatan teori resepsi fungsional
berbasis data lapangan yang tergolong dalam jenis penelitian kualitatif.
Peneliti menerapkan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi dengan metode Snowball Sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembacaan Surat Al-A‘rāf
ayat 126 dan Āli ‘Imrān ayat 193-194 diresepsikan dan dimaknai berbeda
oleh para peserta PMK. Diresepsikan dengan : Pertama, permohonan agar
diwafatkan dengan keadaan h{usnul kha>timah. Kedua, perasaan semakin
dekat dengan Allah Ketiga, doa yang sesuai dengan Al-Qur’an. Keempat,
ayat yang dapat dibuat sebagai bacaan sholat. Kelima, hati yang tenang.
Keenam, kemudahan mengelola hati. Ketujuh, peningkatan beribadah.
Kedelapan, penambah ketaatan. Kesembilan, peningkatan rasa sabar.