Abstract:
Tradisi pembacaan Surah Al-Sajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, dan Al-Mulk
yang dilakukan sebagai amalan rutin setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren
Tahfizhul Qur’an Darul Qalam Kota Binjai, Sumatera Utara. Terdapat
beberapa kendala terkait pelaksanaan tradisi ini, seperti santri yang kurang
khusyuk, bahkan sambil mengobrol bersama temannya ketika tradisi
pembacaan ini dimulai. Hal demikian disebabkan karena minimnya
pemahaman santri tentang latar belakang dilakukannya tradisi pembacaan
surah Al-Sajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, dan Al-Mulk. Bahkan beberapa santri
menganggap kegiatan pembacaan surah-surah ini hanya sebagai bentuk
ketaatan terhadap peraturan pondok pesantren.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) dengan pendekatan kualitatif serta metode analisis data dengan
deskriptif analisis perspektif fenomenologi dengan meminjam teori Edmund
Husserl, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.
Dalam memperoleh data primer, melibatkan wawancara langsung dengan
pengasuh dan para santri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Qalam
Kota Binjai. Adapun data sekunder meliputi artikel, jurnal, dan buku-buku
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tradisi pembacaan Surah AlSajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, dan Al-Mulk di Pondok Pesantren Tahfizhul
Qur’an Darul Qalam Kota Binjai diinisiasi oleh Abuya H. Fuad Husain, Lc.
MA., Al-Hafizh, yang mana amaliah ini diijazahkan oleh salah satu guru AlQur’an beliau yakni Syaikh Abdurrahman Al-Punjabi. Tradisi pembacaan
empat surah pilihan ini dilaksanakan pada setiap malam jum’at ba’da shalat
‘isya berjama’ah. Tradisi ini membawa dampak positif bagi para santri, dan
diresepsi dengan berbagai macam, diantaranya yakni sebagai sebagai amalan
rutin, sebagai wasilah dimudahkan dalam menghafal Al-Qur’an, sebagai
wasilah pembuka pintu rezeki, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah,
sebagai ikhtiar agar terus dekat dengan Al-Qur’an, sebagai obat hati, dan sebagai pelindung diri dari kejahatan makhluk ghaib. Sedangkan makna yang
dirasakan para santriwati adalah membuat hati menjadi lebih tenang,
kemudahan dalam menghafal, melancarkan rezeki, membentuk diri menjadi
lebih baik, melindungi diri dari kejahatan dan gangguan makhluk ghaib