Abstract:
Pembacaan Surah al-Mulk di Pondok Pesantren An-Nuqthah
Tangerang telah menjadi bagian penting dalam pendidikan Islam,
mendukung penerapan ajaran Al-Qur'an secara praktis dalam kehidupan
sehari-hari. Ada kepercayaan bahwa beberapa ayat tertentu memberikan
manfaat khusus, seperti perlindungan dan berkah. Namun, sering kali
pemahaman manusia hanya melihat ibadah dari segi ritualnya saja dan
tidak menghubungkannya dengan makna spiritual yang lebih dalam.
Masalah dalam tradisi ini mencakup perbedaan keyakinan, keterbatasan
dalam pemahaman dan perbedaan tanggapan di kalangan santri.
Penelitian ini menerapkan metode kualitatif deskriptif dengan
pendekatan Teori Resepsi yang dikembangkan oleh Hans Robert Jauss dan
diaplikasikan oleh Ahmad Rafiq dalam studi living Qur’an, berfokus pada
sejarah, pelaksanaan, resepsi, dan makna tradisi pembacaan Surah al-Mulk
menurut pandangan santri. Data dikumpulkan melalui purposive sampling,
yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, dengan
memilih santriawati yang terlibat sejak awal tradisi ini dimulai di Pondok
Pesantren An-Nuqthah Tangerang hingga saat ini. Penulis juga
menggunakan data observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
memperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa tradisi membaca Surah alMulk diperkenalkan oleh Pimpinan Pondok pada tahun 2015. Amalan ini
telah menjadi rutinitas harian bagi santri, di mana Surah al-Mulk dibacakan
setelah salat Isya’. Kesimpulannya, tradisi ini memberikan dampak positif
pada kehidupan santri, meningkatkan kualitas spiritual dan kepatuhan
terhadap ajaran Islam. Resepsi santri terhadap tradisi ini beragam;
beberapa memandangnya sebagai bagian dari pengamalan sehari-hari,
pendidikan, dan obat ketenangan batin. Tradisi ini juga dipandang sebagai
cara untuk mempermudah urusan, memperoleh syafaat di hari kiamat, dan
sebagai penolong di alam kubur.