Abstract:
Dalam berkomunikasi, seringkali terjadi kesalahpahaman. Untuk
menghindari hal tersebut dibutuhkan cata-cara yang dapat memudahkan dalam
memahami sebuah ungkapan/kalimat. Dan isti ̒ārah merupakan salah satu
bagian dari ilmu yang dapat membantu memahami sebuah ungkapan/kalimat.
Penelitian ini membahas terkait isti ̒ārah yang ditinjau dari dua penafsiran
yang telah penulis pilih sebagai objek penelitian. Kedua penafsiran tersebut
ialah penafsiran Ibnu ‘Āsyūr dalam kitab tafsir al-Tahrīr wa al-Tanwīr dan
penafsiran Wahbah al-Zuhaili dalam kitab Tafsir al-Munir. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran Ibnu ‘Āsyūr dalam kitab
tafsir al-Tahrīr wa al-Tanwīr dan penafsiran Wahbah al-Zuhaili dalam kitab
Tafsir al-Munir terkait uslub isti ̒ārah-nya. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian yang bersifat Library Research sekaligus bersifat kualitatif.
Sedangkan Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah metode
komparatif. Dan pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan bahasa
atau balāgah.
Penulis menyimpulkan hasil-hasil yang penulis dapatkan dari penelitian
ini. Adapun hasil-hasil tersebut ialah pertama, pandangan Ibnu ‘Āsyūr dalam
menjelaskan keterkaitan uslub-uslub balāgah khususnya isti ̒ārah dengan
penafsirannya sedikit berbeda dengan pandangan Wahbah al-Zuhaili. Kedua,
Penafsiran Ibnu ‘Āsyūr ketika menjelaskan uslub balāgah terlihat lebih
mendalami. Ketiga, Kedua penafsiran tersebut terkadang menjelaskan efek
dari uslub-uslub balāgah-nya terutama isti ̒ārah.