dc.description.abstract |
Para pimpinan Pondok Pesantren dalam meresepsi berbagai macam
pengaplikasian kepada santri dalam menghafal Al-Qur’an memiliki berbagai
macam metode. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode tasmi yang
di terapkan di Pondok Pesantren Alwasilah Lilhasanah untuk memudahkan
para santrinya dalam menghafal dan mempertahankan hafalannya. Pada
metode ini para santri berhadapan dan bertatap muka langsung dengan guru
yang menyimak supaya dapat diketahui secara langsung kesalahan santri
membaca Al-Qur’an. Maka dari itu, penulis memilih penelitian ini bermaksud
untuk mengkaji respon para santri terhadap tasmi Al-Qur’an.
Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi field research
yang berbasis studi living Qur’an. Data primer dalam penelitian ini terdiri dari
21 informan, 3 diantaranya ketua atau pengurus dan 18 informan yang
merupakan santri yang mengikuti tasmi Al-Qur’an. Sedangkan data
sekundernya terdiri dari data yang berbentuk pustaka dan dokumen, sebagai
penunjang teori-teori dalam penelitian penulis. Pada penelitian ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Kemudian pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
teori resepsi Ahmad Rafiq yang terbagi ke dalam tipologi, di antaranya adalah
resepsi eksegesis, estetis dan fungsional.
Adapun hasil penelitian ini yaitu pertama, pelaksanaan tasmi Al-Qur’an
terbagi menjadi 3 jenis kegiatan yaitu tasmi mingguan, tasmi bulanan dan
tasmi akbar. Kemudian selama proses kegiatan tasmi Al-Qur’an yaitu
persiapan awal, tahajud akbar, salat subuh berjama’ah, membacaAl-Qur’an
tanpa melihat, tasmi dan menyimak. Kedua, resepsi santri terhadap pembacaan
tasmi terdapat tiga bentuk di antaranya resepsi eksegesis, estetis dan
fungsonal. Pada resepsi eksegesis dengan adanya tasmi Al-Qur’an sebagai
program bulanan yang diadakan dalam konteks hafalan Al-Qur’an secara
bilghoib. Resepsi estetika pada tasmi l-Qur’an dibaca dengan tartil. Kemudian
resepsi fungsional memiliki dampak positif yaitu dapat meningkatkan
semangat menghafal, kemajuan hafalan, kebahagiaan orang tua dan keluarga. Ketiga, genealogi santri terhadap tasmi Al-Qur’an memiliki asal usul yang
beragam, termasuk usulan dari guru dan inisiasi oleh santri yang telah
memiliki hafalan yang kuat dan perkembangan tasmi Al-Qur’an dari tahun ke
tahun yang sangat positif sehingga dapat berjalan hingga saat ini. |
en_US |