Abstract:
Naluri seksual merupakan fitrah dari Allah untuk keberlangsungan manusia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keresahan penulis terhadap beberapa isu-isu sosial. Penulis mengamati meningkatnya kasus penyimpangan dan kekerasan seksual pada anak-anak, serta gencarnya propaganda LGBT di berbagai media. Fenomena ini dipengaruhi oleh meningkatnya penggunaan internet di kalangan anak-anak, dan minimnya pendidikan seksualitas dari orang tua.. Penulis merasa bahwa pembahasan pendidikan seksualitas dari perspektif tafsir belum terlalu banyak. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tema tersebut untuk memberikan wawasan baru dalam pendidikan seksualitas berdasarkan sudut pandang tafsir Al-Qur’an.
Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) yang mengandalkan berbagai sumber literatur. Sumber data utama berasal dari kitab tafsir al-Maqashidi al-Qadhaya al-Mu'ashirah fi al-Dhau' Al-Qur'an wa al-Sunnah al-Nabawiyyah. Untuk memperkaya analisis, penelitian ini juga merujuk pada kitab tafsir lainnya, termasuk al-Tabari, al-Munir, Fi Zhilal Al-Qur'an, al-Tahrir wa al-Tanwir, dan al-Misbah. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menerapkan pendekatan Tafsir Maqasidi Abdul Mustaqim untuk mengkaji tema naluri seksual, larangan menyerupai wanita, dan perbuatan liwat (homoseksual). Pendekatan ini bertujuan untuk mengungkap makna dan tujuan di balik ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui penelaahan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tentang tema naluri seksual tersebut ada lima pokok bahasan tentang naluri seksual dan tiga pokok bahasan tentang pendidikan seksualitas sesuai dengan rentang usia anak-anak. Sehingga diharapkan hal ini menjadi dasar dalam pendidikan seksualitas untuk membentuk generasi penerus yang mulia dan terhormat.
