dc.description.abstract |
Film merupakan media komunikasi yang efektif karena mudah diterima
oleh berbagai kalangan dan mampu menggabungkan elemen visual dan audio,
untuk menyampaikan pesan serta membangun kesadaran. Dalam penelitian ini,
analisis elemen audio-visual dalam film Zero to Hero menggunakan
pendekatan analisis isi krippendorff untuk memahami bagaimana komunikasi
antara karakter berfungsi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui
makna pragmatis, semantik dan sarana tanda dalam komunikasi antara ibu dan
anak pada film Zero to Hero. Dan juga untuk mengetahui bentuk-bentuk
efektivitas komunikasi interpersonal menurut teori Joseph Devito yang
terdapat dalam film Zero to Hero.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni terdapat
pada film Zero to Hero yang menjadi objek penelitian serta teori yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
dengan mengaplikasikan teori Klauss Krippendorff untuk analisis isi dan teori
Joseph A. Devito untuk mengkategorikan adegan berdasarkan bentuk-bentuk
efektivitasnya.
Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa aspek pragmatis
mencangkup dukungan dan motivasi yang diberikan ibu kepada So Wa Wai
dalam menghadapi tantangan sebagai atlet disabilitas. Aspek semantik
menyoroti makna kata dan frasa dalam dialog, yang mencerminkan cinta dan
dorongan. Aspek sarana tanda mencakup komunikasi non-verbal, seperti
isyarat tubuh dan ekspresi wajah, yang memperkuat pesan verbal. Selain itu,
terdapat 8 dari 11 adegan yang dianalisis, dan diklasifikasikan ke dalam lima
bentuk efektivitas komunikasi dalam film ini, diantaranya: 1 scene sikap
keterbukaan antara ibu dan So Wa Wai yang saling mengungkapkan isi hati, 1
scene sikap empati saat ibu menenagkan So Wa Wai yang sedang menanis, 3 scene sikap mendukung: ibu memberi selamat pada So Wa Wai atas
pencapaiannya, ibu mengawasi So Wa Wai saat paralimpiade, dan scene ibu
meminta So Wa Wai untuk menunjukkan kemampuan berjalannya. 1 scene
sikap positif saat ibu menyemangati So Wa Wai saat paralimpiade, dan yang
terakhir 2 scene sikap kesetaraan: saat So Wa Wai menyampaikan lelucon pada
ibunya, dan saat So Wa Wai memberikan mendali untuk ibunya. |
en_US |