Implementasi Penyaluran Zakat Produktif di Lembaga Manajemen Infaq dalam Perspektif Yusuf Qaradhawi

Abstract

Zakat merupakan salah satu instrumen yang diharapkan dapat menanggulangi kemiskinan. Menurut Yūsuf Qaradhāwī kemiskinan tersebut dapat ditanggulangi melalui pemberian zakat dalam bentuk zakat produktif. Lembaga Manajemen Infaq merupakan salah satu lembaga yang menyalurkan dana zakatnya dalam bentuk zakat produktif kepada mustahik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa implementasi penyaluran zakat produktif di Lembaga Manajemen Infaq dan untuk menganalisa kesesuaian implementasi penyaluran zakat produktif di Lembaga Manajemen Infaq dengan perspektif Yūsuf Qaradhāwī. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dimana data primer yang didapatkan merupakan hasil dari proses wawancara penulis dengan bagian pengembangan program di Lembaga Manajemen Infaq, sedangkan data sekunder penulis peroleh melalui buku, jurnal, fatwa, peraturan, website dan penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, Implementasi penyaluran zakat produktif di Lembaga Manajemen Infaq adalah, 1. Lembaga Manajemen Infaq dalam pendistribusian zakat produktif adalah dengan mendistribusikan kepada wilayah terdekat, dan melakukan assessment langsung terhadap penerima zakat produktif. 2. Pemberdayaan zakat produktif dengan cara membuat program yang disesuaikan dengan karakteristik mustahik tersebut. 3. Pengadministrasian dan pembukuan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya. 4. Keberhasilan program zakat produktif dalam membentuk karakter mustahiknya dari sisi perekonomian dan keagamaan. Kedua, Kesesuaian implementasi penyaluran zakat produktif di Lembaga Manajemen Infaq dengan perspektif Yūsuf Qaradhāwī adalah: 1. Instrumen dan pendistribusiannya sudah sesuai. 2. Pemberdayaan zakatnya sudah sesuai, disesuaikan dengan kebutuhan mustahik. 3. Pengadministrasian dan pembukuan sudah sesuai, diisi oleh orang-orang berkompeten di bidangnya. 4. Pelatihan dan pendampingan yang maksimal dari sisi perekonomian dan keagamaan.