Abstract:
Kitab suci Al-Qur’an memiliki sifat universal, yang memerlukan penafsiran yang bersifat kontekstual agar dapat dipahami dan diimplementasikan secara efektif dalam kehidupan masyarakat. Penafsiran bersifat kontekstualis diperlukan juga disebabkan karena banyaknya problematika kemanusiaan yang secara kontinyu muncul dan mengharuskan adanya kebutuhan terhadap Al-Qur’an sebagai problem solving (pemecah masalah), sehingga sesuai dengan syariat yang ditetapkan. Kajian tafsir Nusantara merupakan khazanah intelektual yang memiliki keunikan tersendiri dalam perkembangan studi Al-Qur'an di Indonesia. Salah satu aspek yang menarik untuk dikaji adalah fenomena vernakularisasi atau penggunaan bahasa dan unsur-unsur lokal dalam penafsiran Al-Qur'an. Salah satu karya tafsir yang menarik untuk dikaji dalam konteks vernakularisasi ini adalah Tafsir Safīnah Kallā Saya'lamūn Fī Tafsīr Syaikhinā Maimūn.
Penelitian ini mengkaji manifestasi vernakularisasi dalam Tafsir Safīnah Kallā Saya'lamūn Fī Tafsīr Syaikhinā Maimūn karya Muhammad Ismail Al-Ascholy. Fokus utama penelitian adalah menganalisis bagaimana Maimun Zubair mengintegrasikan unsur-unsur lokalitas Jawa ke dalam penafsiran Al-Qur'an. Melalui pendekatan deskriptif-analitis, penelitian ini mengungkap beberapa aspek vernakularisasi yang menonjol dalam tafsir tersebut, meliputi penggunaan bahasa dan istilah lokal, kontekstualisasi ajaran Islam dengan budaya setempat, serta penggunaan sejarah dan tokoh lokal dalam penafsiran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maimun Zubair berhasil menciptakan tafsir yang tidak hanya menjembatani pemahaman teks Arab dengan realitas lokal Indonesia, khususnya Jawa, tetapi juga memperkaya khazanah tafsir Nusantara dengan nuansa kearifan lokal yang kuat. Vernakularisasi dalam tafsir ini tercermin dalam penggunaan istilah-istilah Jawa, analogi dengan fenomena sosial-budaya setempat, serta kontekstualisasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika perkembangan tafsir di Indonesia, khususnya dalam konteks pesantren yang memiliki peran besar dalam transmisi keilmuan Islam di Nusantara.