Abstract:
Buku ini mencoba untuk mengurai salah satu faktor Bpenyebab stereotipe agama Islam sebagai agama
patriarkis, yaitu pemahaman dari ayat dan hadis yang
dipahami tekstual dan parsial sehingga terkesan misoginis
melalui karya mufassir laki-laki. Stereotipe dan faktor
penyebabnya ini perlu dibaca ulang agar pembaca juga lebih bijak
dalam menilai pemikiran para mufassir. Di sisi lain, pembacaan
terhadap ayat dan hadis memerlukan seperangkat ilmu dan
langkah untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif
tentang perspektif Al-Qur’an serta tolak ukur penafsiran agar
penilaian terhadap pemikiran mufassir dapat lebih obyektif. Buku
ini hadir untuk mengakomodir masalah mendasar dalam
stereotipe agama Islam dan kebutuhan langkah penafsiran yang
dapat menghadirkan penafsiran yang steril dari bias gender.
Buku ini mengurai faktor penyebab stereotipe Islam sebagai
agama patriaki. Penulis berhasil merekonsiderasi bahwa jika
ayat dan hadis dipahami komprehensif dengan metode yang
tepat, sejatinya tidak ada ayat dan hadis yang misoginis.
Metode gender writing adalah sebuah karya monumental di
tengah perdebatan teoretis tentang apakah ajaran agama
masih relevan dalam diskursus gender kontemporer