Abstract:
Penelitian Tesis ini bertujuan untuk mengkaji kedudukan Perempuan dalam Islam dengan menganalisis Ayat-ayat Al-Qur’an melalui pendekatan tafsir tematik (Maudhu’i), serta membandingkan penafsiran antara mufassirah Zainab al-Ghazali dalam Nazarāt fī kitābillah dan mufassir kontemporer Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsīr al-Munīr. Fokus penelitian ini adalah bagaimana masing-masing penafsir memahami Ayat-ayat yang berkaitan dengan peran, hak, dan posisi Perempuan dalam konteks sosial-keagamaan.
Kajian ini relevan dengan beberapa penelitian terdahulu seperti tesis Fitriya yang hanya mengkaji pandangan Zainab al-Ghazali secara Tunggal dalam tafsirnya mengenai kesetaraan gender. Serta tesis Suparno yang meneliti pemikiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar. Penelitian ini memberikan kontribusi baru dengan pendekatan komparatif antara mufassir Perempuan dan laki-laki terhadap Ayat-ayat Perempuan dalam Al-Qur’an.
Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Data primer berasal dari dua kitab tafsir yang menjadi fokus penelitian, sedangkan data sekunder berupa buku-buku, artikel ilmiah, dan sumber pendukung lainnya. Analisis dilakukan dengan membandingkan penafsiran keduanya terhadap 10 Ayat yang relevan mengenai kedudukan Perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik Zainab al-Ghazali maupun Wahbah az-Zuhaili memiliki pandangan yang sejalan dalam hal penghargaan terhadap peran Perempuan di ranah domestik maupun publik. Namun, Zainab al-Ghazlai lebih menekankan pada aspek perjuangan Perempuan dari dalam, sedangkan Wahbah az-Zuhaili lebih normatif dan tekstual. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa kontribusi pemikiran keduanya masih relevan untuk merespons berbagai isu Perempuan di era modern, terutama terkait kesetaraan, peran sosial, hak waris, kepemimpinan, dan stigma yang melekat pada sosial mengenai Perempuan.
