Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memahami perspektif Al-Qur’an tentang pasangan hidup dan fenomena identitas tunggal (single identity) yang semakin marak dalam masyarakat Muslim kontemporer. Masalah utama yang dikaji adalah bagaimana Al-Qur’an memandang pilihan individu untuk menikah maupun melajang, serta implikasi sosial dan spiritual dari fenomena tersebut. Studi ini menyoroti perbedaan pandangan antara ajaran Islam yang menekankan pernikahan sebagai sunnatullah dan realitas sosial yang mendukung keberadaan individu yang memilih hidup melajang.
Penelitian ini juga membandingkan hasil kajian dengan penelitian terdahulu yang sebagian besar menekankan aspek normatif pernikahan, sedangkan penelitian ini menambahkan dimensi pemahaman fenomenologis terhadap pengalaman individu single identity yang lebih kontekstual dan humanistik.Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi untuk menggali pengalaman hidup responden dan tafsir tematik (maudhū’ī) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an seperti QS. Ar-Rūm:21, An-Nisā’:1, Al-Baqarah:187, At-Taḥrīm:6, An-Nūr:32, dan Al-Furqān:54. Data dianalisis secara deskriptif dan interpretatif dengan memperhatikan nilai-nilai keislaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an menegaskan pentingnya pernikahan sebagai sarana kesempurnaan hidup dan keharmonisan sosial, namun tetap memberikan ruang bagi individu yang memilih melajang dengan syarat menjaga nilai iffah, sabar, dan amanah. Penelitian ini memperkaya wacana keislaman dengan perspektif kontekstual dan menegaskan bahwa baik menikah maupun melajang dapat menjadi pilihan bermakna bila berlandaskan ketulusan dantanggung jawab spiritual.