Abstract:
Tesis ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana metode tafsīr maqāṣidī yang digagas oleh Waṣfī ‘Āsyūr Abū Zaid menyingkap dimensi kemukjizatan hukum (i‘jāz at-tasyrī‘) pada syariat ḥudūd yang termaktub di dalam Al-Qur’an. Kajian ini dilatarbelakangi oleh maraknya tudingan negatif terhadap hukum ḥudūd yang kerap dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis kajian kepustakaan (library research), dengan sumber utama buku Naḥwa Tafsīr Maqāṣidī li al-Qur’ān al-Karīm: Ru’yah Ta’sīsiyyah li Manhaj Jadīd fī Tafsīr al-Qur’ān karya Waṣfī ‘Āsyūr Abū Zaid. Analisis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah metodologis yang ditawarkan oleh penulis buku tersebut dalam menafsirkan ayat-ayat yang memuat hukum ḥudūd.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum ḥudūd dalam Al-Qur’an mengandung aspek kemukjizatan syariat (i‘jāz at-tasyrī‘) yang tercermin dalam beragam tujuan: mulai dari maqāṣid universal Al-Qur’an, maqāṣid global dan spesifik dari pensyariatan ḥudūd, maqāṣid surah yang memuat ayat-ayat ḥudūd, hingga maqāṣid pada level ayat, frasa, dan kata. Seluruh dimensi tersebut berorientasi pada kemaslahatan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya: kesehatan, ekonomi, sosial, psikologis, spiritual, politik, hukum, dan ekologi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan tafsīr maqāṣidī mampu menunjukkan bahwa hukum ḥudūd bukanlah bentuk kekerasan yang represif, melainkan refleksi dari keadilan, rahmat, dan kebijaksanaan syariat Islam yang relevan lintas zaman.