Abstract:
Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an sering dijadikan dasar legitimasi ideologis dan alat untuk mengukuhkan kepentingan politik tertentu. Hal ini menimbulkan problem metodologis dan epistemologis serius, terutama ketika menyimpang dari prinsip universalitas pesan Al-Qur’an. Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa’ie karya Rokhmat S. Labib merupakan representasi penafsiran yang sarat dengan kepentingan politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Penelitian terdahulu telah menelaah karya ini dari sisi tekstualisme HTI, metodologi, pembacaan ideologis, analisis ayat khilafah, dan konstruksi penafsiran ideologis. Namun, belum ada kajian yang secara khusus mengidentifikasi bentuk infiltrasi penafsiran ayat-ayat politik beserta fungsinya sebagai legitimasi gerakan politik HTI. Penelitian ini mengisi kekosongan tersebut melalui kritik tafsir yang menelaah infiltrasi epistemik, ideologis, dan normatif pada keseluruhan teks, bukan hanya tema atau ayat tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah, pertama, menganalisis dan mengkritik infiltrasi ideologi dalam penafsiran ayat-ayat politik pada Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa’ie. Kedua, menelaah bagaimana tafsir Rokhmat S. Labib diposisikan sebagai instrumen penguat narasi politik HTI. Metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan pendekatan kritik tafsir ad-dakhil perspektif Ulinnuha serta analisis muqāranah dengan membandingkan penafsiran Labib dengan mufasir otoritatif lintas generasi.
Hasil penelitian menunjukkan, pertama, penafsiran Labib tidak merefleksikan nilai universal Al-Qur’an karena bersifat parsial, sempit, dan tertutup terhadap perubahan sosial, sehingga menyimpang dari corak tafsir arus utama dan gagal menjaga objektivitas serta inklusivitas makna Al-Qur’an. Kedua, tafsir tersebut secara sistematis diarahkan untuk memperkuat narasi ideologis HTI, seperti penolakan demokrasi, nasionalisme, pluralisme, serta interpretasi eksklusif atas konsep syurā dan khilāfah