Abstract:
Zakat memiliki potensi yang cukup besar namun realisasi
penghimpunannya masih belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah
peran amil dalam pengelolaan yang belum sepenuhnya profesional. Maka
pengukuran kinerja diperlukan untuk memastikan kesesuaian
pelaksanaan dengan rencana serta pencapaian target yang ditetapkan.
Pengukuran kinerja suatu lembaga perlu dilakukan secara komprehensif,
mencakup aspek finansial maupun non-finansial. Dengan demikian,
pendekatan yang dianggap paling sesuai untuk mengukur kinerja secara
menyeluruh adalah metode balanced scorecard. Tujuan penelitian ini
adalah untuk: (1) menganalisis kinerja pengumpulan zakat dari perspektif
keuangan; (2) menganalisis kinerja dari perspektif pelanggan; (3)
menganalisis kinerja dari perspektif proses bisnis internal; dan (4)
menganalisis kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitaitif berupa studi kasus
dengan pendekatan empiris. Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini melalui wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data
dilakukan menggunakan analisis balance scorecard dengan empat
perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan
pertumbuhan serta pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perspektif keuangan
mengalami tren positif meskipun sempat menurun pada 2023; (2)
perspektif pelanggan menunjukkan peningkatan kepuasan dan partisipasi
muzakki; (3) perspektif proses bisnis internal masih perlu ditingkatkan
terutama dalam pengembangan strategi penghimpunan; dan (4) perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan kemajuan, namun pelatihan
karyawan masih menjadi tantangan. Temuan ini menegaskan bahwa
penerapan balanced scorecard relevan untuk meningkatkan efektivitas,
transparansi, dan akuntabilitas lembaga zakat, sehingga potensi zakat
dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.