Abstract:
Keluarga merupakan unit komunikasi paling mendasar, di mana
interaksi antara orangtua dan anak memiliki peran penting dalam membentuk
karakter dan pola komunikasi seorang anak. Namun, dalam praktiknya,
komunikasi dalam keluarga sering kali tidak berjalan secara ideal, bahkan
cenderung satu arah. Ketidakseimbangan ini dapat berdampak pada
perkembangan emosional anak, terutama ketika kebutuhan untuk didengar dan
dipahami tidak terpenuhi dalam lingkungan keluarga.
Setiap orangtua memiliki gaya komunikasi yang berbeda dalam
membesarkan anak, yang sering kali dipengaruhi oleh urutan kelahiran.
Perbedaan perlakuan terhadap masing-masing anak dapat menciptakan jarak
emosional yang berpengaruh pada relasi mereka dengan orangtua. Fenomena
ini tergambar dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) dan
sekuelnya Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang (JJJLP), yang mengangkat
dinamika komunikasi dalam keluarga dengan tiga anak. Penelitian ini berfokus
pada karakter anak kedua, Aurora, untuk melihat bagaimana film
merepresentasikan problematika komunikasi orangtua dan anak dalam konteks
yang dekat dengan realitas sosial.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
analisis representasi. Analisis dilakukan untuk menelaah bagaimana film
mengonstruksi fenomena sosial melalui intensi sutradara dan tim produksi,
serta penggunaan bahasa, visual, dan simbol yang hadir dalam narasi sinematik
kedua film tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa film karya Angga Dwimas
Sasongko mampu merepresentasikan dinamika komunikasi antara orangtua
dan anak melalui teori Representasi Stuart Hall. Ketiga pendekatan yang
digunakan dalam teori ini yaitu reflektif, intensional, dan konstruksionis