Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya konten dakwah di
media sosial yang sering kali bersifat provokatif dan intoleran, sehingga
menyebabkan polarisasi di kalangan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis genre dakwah toleransi yang disampaikan oleh
Syafiq Riza Basalamah melalui saluran YouTube resminya. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami pendekatan dan metode dakwah yang diterapkan
serta relevansinya dengan konteks masyarakat yang multikultural.
Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana Syafiq Riza
Basalamah menyampaikan pesan toleransi dalam konten dakwah digitalnya.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan studi sebelumnya dalam hal fokus
pada dakwah toleransi di media sosial, namun berbeda dalam objek
penelitian dan pendekatan analisis yang digunakan. Penelitian ini secara
khusus mengkaji video-video Syafiq Riza Basalamah, dengan menggunakan
teori toleransi Islam menurut Wahbah Az-Zuhaili.
Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analisis. Data dikumpulkan melalui dokumentasi
terhadap empat video dakwah Syafiq Riza Basalamah, yaitu: Merry
Christmas and Happy New Year, Ketika Adzan Dipermasalahkan, Islam Itu
Cinta Perdamaian, dan Apakah Gereja Boleh Dibom. data dianalisis dengan
menggunakan teori lima prinsip toleransi Wahbah Az-Zuhaili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syafiq Riza Basalamah bahwa
dalam beberapa video, seperti Merry Christmas and Happy New Year,
pendekatannya cenderung eksklusif, sedangkan di video ketika adzan
dipermasalahkan beliau lebih bersikap fleksibel dan inklusif. Adapun di Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya konten dakwah di
media sosial yang sering kali bersifat provokatif dan intoleran, sehingga
menyebabkan polarisasi di kalangan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis genre dakwah toleransi yang disampaikan oleh
Syafiq Riza Basalamah melalui saluran YouTube resminya. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami pendekatan dan metode dakwah yang diterapkan
serta relevansinya dengan konteks masyarakat yang multikultural.
Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana Syafiq Riza
Basalamah menyampaikan pesan toleransi dalam konten dakwah digitalnya.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan studi sebelumnya dalam hal fokus
pada dakwah toleransi di media sosial, namun berbeda dalam objek
penelitian dan pendekatan analisis yang digunakan. Penelitian ini secara
khusus mengkaji video-video Syafiq Riza Basalamah, dengan menggunakan
teori toleransi Islam menurut Wahbah Az-Zuhaili.
Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analisis. Data dikumpulkan melalui dokumentasi
terhadap empat video dakwah Syafiq Riza Basalamah, yaitu: Merry
Christmas and Happy New Year, Ketika Adzan Dipermasalahkan, Islam Itu
Cinta Perdamaian, dan Apakah Gereja Boleh Dibom. data dianalisis dengan
menggunakan teori lima prinsip toleransi Wahbah Az-Zuhaili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syafiq Riza Basalamah bahwa
dalam beberapa video, seperti Merry Christmas and Happy New Year,
pendekatannya cenderung eksklusif, sedangkan di video ketika adzan
dipermasalahkan beliau lebih bersikap fleksibel dan inklusif. Adapun di