| dc.description.abstract |
Fenomena ikatan emosional dengan orang yang telah meninggal sering
kali dimediasi melalui simbol-simbol bermakna, seperti benda kenangan,
pesan tertulis, mimpi, atau imajinasi, yang mencerminkan bentuk
komunikasi simbolik dalam konteks pasca kematian. Dalam hal ini, film
menjadi medium reflektif yang tidak hanya merepresentasikan dinamika
emosional tersebut, tetapi juga menyediakan ruang visual bagi pemirsa untuk
memahami proses kehilangan, harapan, dan pemaknaan yang terus
berlangsung. Hal ini tergambarkan dalam film The Life List melalui pesan
harapan dan proses rekonsiliasi dari ibu kepada anak yang membentuk inti
emosional dari perjalanan naratif tokohnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan dalam pertanyaan mayor
dan minor. Pertanyaan ini dimulai dengan pertanyaan mayor yaitu
“Bagaimana representasi komunikasi simbolik pasca kematian dalam film
The List Life?”. Pertanyaan tersebut akan ditelusuri lebih lanjut dengan
pertanyaan minor, yaitu “Seperti apa komunikasi simbolik pasca kematian
dalam konsep mind, self, dan society pada film The Life List?” Untuk
menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi pustaka (library research), di mana film The
Life List dianalisis sebagai sumber primer, dan berbagai literatur akademik
menjadi sumber sekunder untuk mendukung pemahaman teoretis. Melalui
metode ini, peneliti mengkaji narasi, dialog, dan simbol-simbol visual yang
muncul dalam film untuk mengungkap representasi makna mendalam yang
terkait dengan komunikasi antar tokoh. penelitian ini menggunakan dua
pendekatan teoritis, yaitu teori interaksionisme simbolik dari George Herbert
Mead yang menekankan pembentukan makna melalui interaksi sosial, serta
teori semiotika Roland Barthes untuk menelaah proses representasi dan
pemaknaan simbol dalam film secara denotative dan konotatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi komunikasi simbolik
pasca kematian dalam film ini terwujud melalui berbagai simbol bermakna
yang memediasi relasi emosional antara tokoh yang telah meninggal (ibu)
dan yang ditinggalkan (anak). Simbol-simbol seperti daftar kehidupan (life
list), video pesan terakhir, serta tindakan-tindakan simbolik yang dilakukan
tokoh utama, Alex, menunjukkan bahwa makna dibentuk dan dimaknai
melalui interaksi sosial yang tetap hidup meskipun secara fisik hubungan
tersebut telah terputus oleh kematian. |
en_US |