| dc.description.abstract |
Kemajuan teknologi dan informasi telah mendorong perubahan
sosial yang memicu gaya hidup konsumtif dan berorientasi pada kenikmatan
duniawi. Fenomena hedonisme, sebagai pola hidup yang menitikberatkan pada
pencarian kesenangan berlebihan, muncul sebagai tantangan moral di era
modern. Gaya hidup ini berdampak tidak hanya pada individu, tetapi juga pada
masyarakat secara luas serta hubungan manusia dengan aspek spiritualitasnya.
Akibatnya, keseimbangan hidup terganggu dalam berbagai dimensi, baik
sosial, spiritual, ekonomi, moral, maupun lingkungan. Menanggapi persoalan
tersebut, penelitian ini mengkaji pandangan sufistik yang memadukan
pendekatan eksoterik (zahir) dan esoterik (batin) dalam menafsirkan ayat-ayat
yang berkaitan dengan hedonisme, melalui telaah terhadap tafsir al-Jīlānī.
Tujuannya adalah untuk menelusuri bagaimana nilai-nilai sufistik dalam tafsir
tersebut memberikan respons terhadap kecenderungan hidup hedonistik, baik
secara eksplisit maupun implisit.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dalam bentuk studi
kepustakaan (library research), dengan teknik pengumpulan data melalui
metode dokumentatif. Sumber data utama yang digunakan adalah kitab tafsir
al-Jīlānī, sedangkan sumber data sekundernya meliputi buku, skripsi, tesis,
jurnal ilmiah, artikel, serta literatur lainnya yang relevan dengan fokus
penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan metode deskriptif-analitis,
dengan menggunakan pendekatan maudhu’i (tematik) dari ‘Abd Hayy alFarmawi sebagai metode penafsiran.
Temuan penelitian menunjukan bahwa al-Jīlānī memaknai hedonisme
sebagai bentuk penghambaan terhadap hawa nafsu yang merusak kesadaran
ruhani dan mengaburkan orientasi spiritual. Ia menilai hedonisme sebagai
sumber kelalaian, kerusakan moral, dan hilangnya makna hidup. Untuk
menanggapi hal ini, al-Jīlānī menawarkan pendekatan sufistik yang
menekankan pengendalian diri melalui riyāḍah, mujāhadah, zuhud, dan
penguatan hubungan dengan Tuhan. |
en_US |