| dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memahami makna alḥamd dalam Al-Qur’an yang kompleks dan kontekstual. Beberapa ulama
menyamakannya dengan al-syukr, sementara lainnya menegaskan
perbedaannya dengan istilah seperti al-madḥ dan al-ṡanā’. Kajian semantik
mendalam tentang kata ini masih jarang dilakukan, sehingga penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis makna dasar dan relasional kata al-ḥamd,
menelusuri perkembangannya secara sinkronik dan diakronik, serta
merumuskan pandangan dunianya (weltanschauung) dalam Al-Qur’an.
Metode yang digunakan adalah kualitatif berbasis studi pustaka dengan
analisis deskriptif menggunakan teori semantik Izutsu. Data utama berasal dari
ayat-ayat Al-Qur’an yang memuat kata al-ḥamd dan turunannya, kamus Arab
klasik, serta karya Izutsu. Data sekunder berupa buku, jurnal, dan karya ilmiah
lainnya. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, sedangkan analisis
mencakup identifikasi makna dasar, relasional, perkembangan historis, dan
perumusan weltanschauung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-ḥamd memiliki makna dasar
pujian, syukur, rida, dan pemenuhan hak. Makna tersebut bersifat kontekstual;
jika ditujukan kepada Allah, al-ḥamd mengandung makna pengagungan,
sedangkan jika ditujukan kepada manusia, mengarah pada pengakuan atas
keutamaan. Sinonim dari kata ini seperti al-syukr dan al-tasbīḥ, sementara
antonimnya antara lain al-żamm dan al-sabb, yang turut memperkaya dimensi
makna dari kata al-ḥamd. Secara historis, makna al-ḥamd berkembang dari
makna sosial (pra-Qur’anik), menjadi teologis dan simbolik (Qur’anik),
hingga ekspresi spiritual (pasca-Qur’anik). Weltanschauung Al-Qur’an
membawa makna al-ḥamd dari pujian sosial menuju pengakuan spiritual atas
keagungan Tuhan. |
en_US |