Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya perkembangan mushaf
kuno yang belum banyak dikaji oleh para akademisi terkait aspek Ulūmul
Qur’annya. Salah satu mushaf yang tidak tersentuh sebagai bahan kajian
adalah mushaf Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang berasal dari
Kalimantan Selatan. Kajian mushaf Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari
pernah dilakukan oleh Fathullah Munadi yang menyoroti pada aspek Qirā’at.
Namun penelitian yang menyentuh pada aspek rasm mushaf belum ditemukan,
sehingga pada penelitian ini akan berfokus pada aspek rasm mushaf kuno
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dalam surah Al-An’ām.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) dan merupakan
penelitian kualitatif. Metode yang dijadikan panduan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analisis. Adapun teknik pengumpulan data dengan
dokumentasi dan wawancara tidak terstruktur. Sumber data primer yang
digunakan adalah mushaf Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Sedangkan
sumber sekunder berasal dari buku-buku, artikel, jurnal, skripsi maupun tesis
yang masih berkaitan dengan penelitian penulis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan ilmu rasm ‘uṡmānī.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mushaf kuno Syekh
Muhammad Arsyad Al-Banjari menggunakan rasm ‘uṡmānī dengan lebih
dominan mengikuti riwayat Abū Dāwūd yang banyak membuang alif. Dari 142
kata pada kaidah ḥażf alif, 81 kata rasmnya sesuai dengan kesepakatan Abū
‘Amr Ad-Dānī dan Abū Dāwūd Sulaimān bin Najah. Adapun yang mengikuti
riwayat Abū Dāwūd terdapat 29 kata dan yang mengikuti riwayat Ad-Dānī 24
kata. Sedangkan yang tidak mengikuti keduanya terdapat 8 kata. Namun,
penggunaan rasm ‘uṡmānī dalam mushaf kuno Syekh Muhammad Arsyad AlBanjari tidak konsisten. Terdapat beberapa kata yang menggunakan rasm
imlā’i. Terdapat juga kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah ziyādah alif
dan penulisan hamzah.