Abstract:
Fenomena overthinking semakin meningkat, terutama di kalangan
Generasi Z, dan berdampak pada aspek psikologis serta gangguan
spiritual.Meskipun istilah "overthinking" tidak secara eksplisit disebutkan
dalam Al-Qur’an, gejalanya dapat ditemukan dalam bentuk rasa takut (khauf),
kesedihan mendalam (ḥuzn), dan prasangka buruk (dzann). Ketiga aspek ini
menjadi dasar untuk menganalisis fenomena overthinking dalam perspektif AlQur’an melalui tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab.
Penelitian ini berbeda dari studi sebelumnya yang membahas
overthinking melalui tafsir Al-Munir, Al-Azhar, dan pendekatan hadis, dengan
fokus khusus pada tafsir Al-Misbah dan keterkaitannya dengan fenomena
psikologis kontemporer, serta studi kritis terhadap buku "Overthinking" karya
Alvi Syahrin. Pendekatan yang digunakan bersifat tematik, berfokus pada ayatayat yang berkaitan dengan gejala overthinking, seperti QS. Al-Baqarah:38,
QS. Yunus:36, QS. An-Najm:28, QS. Ar-Ra’d:28, dan QS. Al-Fath:4.
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan psikologis
dan tematik tafsir, menggunakan sumber data primer dari tafsir Al-Misbah dan
buku "Overthinking." Teknik analisis dilakukan dengan mengkaji ayat-ayat
relevan dan membandingkannya dengan narasi Alvi Syahrin mengenai gejala
overthinking.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Quraish Shihab menafsirkan
khauf, ḥuzn, dan ẓann sebagai bagian dari fitrah manusia yang perlu dikelola
dengan kesabaran, iman, dan tawakal. Sementara itu, Alvi Syahrin
menawarkan pendekatan psikologis yang menekankan pentingnya penerimaan
diri, komunikasi dengan Allah, dan refleksi diri. Kedua pendekatan ini
menekankan pentingnya menjaga kestabilan mental dan spiritual agar tidak
terjebak dalam pola pikir yang merugikan.