Abstract:
Penelitian ini mengkaji aspek-aspek Ulumul Qur’an yang terdapat pada
mushaf kuno BQMI. Pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan sifat deskriptif-analitis, melalui penggabungan dua metode penelitian
yaitu penelitian lapangan (field research) dan kajian pustaka (library research).
Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan wawancara. Pendekatan
yang digunakan yakni pendekatan ilmu Ulumul Qur’an mencakup kajian
qira’at yang bersandar pada buku Memahami Bacaan Qiro’at Imam Tujuh,
ḍabṭ yang merujuk pada kitab Irsyādu Al-Tālibin, serta ‘Add Al-Āy yang
bersandar pada kitab Farāhidul hisan fī Addil Āy. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengidentifikasi aspek ulumul Qur’an dalam mushaf BQMI, meliputi
qira’at yang digunakan, ḍabṭ, serta hitungan ayat di dalamnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manuskrip ini cenderung menggunakan
qira’at imam ‘Asim riwayat Syu’bah, namun demikian ditemukan pula
ketidakkonsistenan dalam penggunaan qira’at riwayat Syu’bah. Dalam aspek
ḍabṭ, terdapat beberapa bagian yang sesuai dengan kaidah ḍabṭ, seperti pada
semua hukum izhar, (baik nun sukun atau tanwin), ikhfa (hanya nun sukun),
dan idgham naqis. Namun, Pada hukum iqlab dan idgham kamil penulisan
dalam manuskrip BQMI tidak sejalan dengan kaidah ḍabṭ. Mad thabi’i dalam
manuskrip ini cenderung mengikuti kaidah mushaf indonesia, sedangkan mad
Far’i tidak sejalan dengan penerapan kaidah ḍabṭ yang berlaku. Dalam hal Add
al-āy, manuskrip ini merujuk pada sistem hitungan ayat versi kufi. Manuskrip
BQMI memuat 25 surah, diantaranya hanya 7 surah yang perhitungan ayat nya
sesuai dengan standar kufi, sedangkan 18 surah lainnya mengalami kehilangan
sebagian teks atau tidak diberikan tanda titik sebagai penanda akhir ayat