Abstract:
Tauhid merupakan inti dari ajaran Islam, yang secara eksplisit menolak
segala bentuk kemusyrikan dan kekufuran, termasuk segala bentuk penyembahan
dan pengagungan selain kepada Allah SWT. Salah satu konsep yang berkaitan
erat dengan prinsip tauhid adalah ṭāghūt, yakni segala sesuatu yang melampaui
batas dalam kekuasaan, penghambaan, dan ketaatan, baik dalam bentuk individu,
sistem, ideologi, maupun dorongan batiniah. Pemahaman terhadap konsep ṭāghūt
menjadi penting mengingat ia merupakan salah satu rukun dalam realisasi
ketauhidan: mengingkari ṭāghūt dan beriman kepada Allah SWT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis makna ṭāghūt
dalam Al-Qur’an melalui pendekatan studi komparatif dua tafsir besar, yaitu Fī
Ẓilālil Qur’ān karya Sayyid Quṭb dan Tafsir Al-Sya’rāwi karya Syekh
Muhammad Mutawalli Al-Sya’rāwi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif-deskriptif dengan pendekatan tafsir tematik (maudhū’ī), serta analisis
komparatif dalam melihat persamaan dan perbedaan antara kedua tokoh dalam
menafsirkan ayat-ayat yang memuat konsep ṭāghūt.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sayyid Quṭb memaknai ṭāghūt
secara luas dalam ranah sosial-politik, yakni segala bentuk kekuasaan, hukum,
atau sistem yang tidak berpijak pada syariat Islam dan menindas hak asasi
manusia. Sedangkan Al-Sya’rāwi lebih menekankan makna ṭāghūt sebagai
musuh spiritual internal, seperti hawa nafsu, keserakahan, dan ketundukan hati
pada selain Allah. Meskipun keduanya berbeda pendekatan, namun keduanya
sepakat bahwa ṭāghūt merupakan ancaman serius terhadap kemurnian tauhid.