Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya remaja masa kini
yang menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, terutama
karena pengaruh distraksi dari gadget. Akibat tidak mampu mengelola waktu
dengan baik, banyak individu mengalami kegagalan, kekecewaan, stres,
hingga merasa hidupnya tidak produktif. Al-Qur’an memberikan peringatan
bahwa orang yang menyia-nyiakan waktu termasuk golongan yang merugi,
sedangkan mereka yang menggunakan waktu untuk kebaikan termasuk
golongan yang beruntung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penafsiran ayat-ayat yang
berkaitan dengan manajemen waktu dalam Tafsīr al-Marāgī dan Tafsir AlMisbah, serta menganalisis relevansinya terhadap tantangan manajemen waktu
di era distraksi gadget. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan pustaka (library research), di mana data primer berasal
dari Tafsīr al-Marāgī dan Al-Misbah, sementara data sekunder diperoleh dari
buku, jurnal, artikel ilmiah, serta tafsir kontemporer lainnya. Analisis
dilakukan secara komparatif dengan metode mauḍū’ī yang merujuk pada teori
al-Farmāwī.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tafsīr al-Marāgī dan al-Misbah
sama-sama menekankan pentingnya waktu sebagai amanah dari Allah. AlḤasyr [59]:18 mengajak pada takwa dan evaluasi diri, QS. al-Munāfiqūn
[63]:10 memberikan peringatan tegas agar tidak menunda amal saleh, karena
waktu yang terlewat tidak akan dapat dikembalikan, dan penyesalan di akhir
hayat tidak lagi bergunai, sementara QS. al-‘Aṣr [103]:1–3 menegaskan iman,
amal saleh, dan nasihat dalam kebenaran sebagai inti manajemen waktu.
Ketiga ayat ini relevan dalam menghadapi distraksi digital masa kini. Prinsipprinsip seperti kedisiplinan, efisiensi, dan kesabaran menjadi kunci
pengelolaan waktu yang produktif dan bernilai ibadah. Penelitian ini juga
menemukan bahwa penghargaan terhadap waktu berkorelasi erat dengan
tingkat ketakwaan individu