Abstract:
Al-Qur’an menyebutkan beberapa ibu para nabi yang dijadikan sebagai
contoh ibu yang sholihah. Salah satunya adalah ibu Musa yang menjadi salah
satu wanita beriman yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Kisahnya menjadi
pelajaran bagi para ibu di zaman sekarang dalam menjalankan perannya. Tafsir
Fī Żilal Al-Qur’ān karya Sayyid Quṭb menjelaskan tentang tawakal ibu Musa
secara menarik sehingga menurut penulis sangat penting untuk dikaji.
Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah sama-sama mengkaji
mengenai sifat keibuan yang tercermin pada diri ibu Musa. Sedangkan
perbedaannya pada penelitian ini secara khusus membahas aspek tawakal
sebagai inti keteladanan spiritual ibu Musa. Dengan demikian, skripsi ini
memberikan kontribusi baru yang lebih aplikatif dan relevan, menjadikan
tawakal sebagai fondasi spiritual bagi para ibu dalam mendidik anak
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan
data dilakukan secara dokumentatif dengan menjadikan tafsir Fī Żilāl AlQur’ān sebagai sumber primer, dan didukung sumber sekunder yakni artikel
dan jurnal yang relevan. Teknik yang digunakan penulis yaitu dengan
menggunakan metode tafsir mauḍhū‘ī deskriptif analitis. Pendekatan tasawuf
dengan teori Al-Ghazali juga digunakan untuk menggali aspek kejiwaan ibu
Musa.
Hasil dari penelitian bahwa penafsiran Sayyid Quṭb terhadap QS. AlQaṣaṣ ayat 7–13 menjelaskan mengenai kekuatan tawakal ibu Musa sebagai
bentuk kepasrahan sepenuhnya kepada Allah. Melalui proses tawakal yang
dilalui oleh ibu Musa kemudian Allah menjawab semua ikhtiar ibu Musa
dimana Allah berjanji untuk mengembalikan Musa kecil dan akan
menjadikannya sebagai rasul. Nilai ini relevan bagi ibu masa kini dalam
mengasuh dan mendidik anak dengan landasan iman, keteguhan hati, dan
keyakinan kepada pertolongan Ilahi.