DSpace Repository

Spiritualitas Mujahadah Al-Qur’an dan Penguatan Sumber Daya Manusia (Studi Praktik Riyadlah 40 Hari Khatam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Yogyakarta dan Sumatera Selatan)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Artani Hasbi
dc.contributor.advisor Muhammad Azizan Fitriana
dc.contributor.author Agus Rifki Ridwan, 3224400113
dc.date.accessioned 2025-12-02T08:01:27Z
dc.date.available 2025-12-02T08:01:27Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.uri https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4587
dc.description.abstract Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pelaksanaan dan pemaknaan khataman Al-Qur’an 40 hari berturut-turut yang dilakukan oleh santri di Pondok Pesantren An-Nur Bantul, Yogyakarta dan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya, Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan diuraikan secara deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori fenomenologi. Sumber primer diperoleh dari hasil kombinasi wawancara terhadap beberapa informan kunci yaitu pengasuh Pondok Pesantren, pengurus dan santri yang mengamalkan riyadlah Al-Qur’an dan observasi di kedua Pondok Pesantren tersebut. Sedangkan sumber sekunder didapatkan dari artikel, buku, jurnal dan karya ilmiah akademik. Penelitian ini mendukung teori Samsul Ariyadi (2018) bahwa Asketisme merupakan bagian sentral masyarakat Pesantren (Jawa). Bambang Pranowo (2009) bahwa mujahadah usaha berkesinambungan menuju sumber Cahaya, Allah swt. Martin Van Bruinessen (1999) bahwa Pesantren dan Tarekat telah menghasilkan santri yang berkualitas dalam berkiprah di masyarakat. Disertasi ini menyanggah teori hard skill. Disertasi ini membuktikan bahwa riyadlah menjadi elemen penting penting penguatan sumber daya manusia (Soft skills). Adapun rinciannya sebagai berikut: Pertama, pelaksanaan khataman Al-Qur’an 40 hari berturut-turut oleh para santri dilakukan dalam keadaan berpuasa. Hal ini mengacu pada ijazah dari KH. Nawawi Abdul Aziz. Praktik amaliyahnya adalah setelah selesai setoran hafalan 30 Juz kepada guru. Untuk tata cara atau kaifiyahnya: mandi taubat, wudhu, sholat hajat dan membaca do’a, tawasul, lalu dalam 24 jam membaca Al-Qur’an sehari khatam dengan jumlah 40 kali khataman berturut-turut.. Kedua, pemaknaan khataman Al-Qur’an 40 hari berturut-turut dengan keadaan berpuasa yaitu untuk mencari Ridho Allah, rahmat Allah, mengabulkan seluruh hajat, memperlancar hafalan serta bacaan Al-Qur’an dan tajalli. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Program Pascasarjana IIQ Jakarta en_US
dc.subject Spiritual en_US
dc.subject Riyadlah Al-Qur’an en_US
dc.subject Pondok Pesantren en_US
dc.title Spiritualitas Mujahadah Al-Qur’an dan Penguatan Sumber Daya Manusia (Studi Praktik Riyadlah 40 Hari Khatam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Yogyakarta dan Sumatera Selatan) en_US
dc.type Disertasi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account