Abstract:
Skripsi ini mengkaji peran ayah dalam pembentukan karakter Generasi
Z (lahir antara 1996-2010) melalui penafsiran Aḥmad Musṭafā al-Marāgī
dalam Tafsir al-Marāgī. Urgensi penelitian ini muncul dari fenomena
fatherless yang semakin meningkat akibat perceraian yang disebabkan
oleh beberapa hal dan kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan,
yang berdampak pada perkembangan karakter anak. Di tengah kemajuan
teknologi dan tantangan sosial yang dihadapi Generasi Z, peran ayah
sebagai pemimpin dan pendidik dalam keluarga menjadi sangat penting,
sebagaimana diungkapkan dalam QS. At-Taḥrīm [66]: 6.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penafsiran al-Marāgī
terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan peran ayah dan relevansinya
dalam konteks pembentukan karakter anak Generasi Z. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan kajian pustaka, di mana
sumber data primer adalah Tafsir al-Marāgī dan sumber data sekunder
meliputi buku Fatherman 1: Ayah yang Dirindukan karya Bendri
Jaisyurrahman. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tematik,
mengidentifikasi peran ayah sebagai konselor, guru, pengasuh, entertainer,
motivator, promotor, dan donatur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran al-Marāgī dalam
QS. Yūsuf [12]: 4-5, QS. Al-Baqarah [2]: 132, QS. Yūsuf [12]: 94, dan QS.
Al-Baqarah [2]: 233 walaupun tidak secara langsung menggunakan
terminologi modern, tetapi secara langsung memberikan gambaran tentang
peran ayah yang multidimensional, dan relevan dalam pembentukan
karakter anak Generasi Z. Keterlibatan ayah secara aktif dalam berbagai
aspek kehidupan anak sangat penting untuk membantu Generasi Z agar
lebih mandiri, percaya diri, bertanggung jawab, sehat mental, tangguh,
cerdas, inovatif, punya tujuan, dan optimis di tengah tantangan dan peluang era digital.