| dc.description.abstract |
Perempuan sering dikaitkan dengan kecantikan dan nilai estetika.
Namun, makna kecantikan kini bergeser menjadi standar fisik tertentu yang
diperkuat oleh teknologi dan media sosial, sehingga muncul fenomena
beauty is pain, anggapan bahwa demi cantik, perempuan harus rela menahan
sakit. Dalam Islam, berhias adalah fitrah yang dibolehkan selama tidak
menimbulkan mudarat. Namun, kini banyak perempuan menjalani prosedur
kecantikan ekstrem yang berisiko. Penelitian ini bertujuan menganalisis
penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang
menanggapi fenomena beauty is pain, serta menggali pemikiran beliau
melalui Tafsīr Al-Mishbāh. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang fokus
pada hukum berhias dan mengubah ciptaan Allah, kajian ini secara khusus
menelaah respons Al-Qur’an terhadap fenomena beauty is pain.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka,
menjadikan Tafsīr Al-Mishbāh karya M. Quraish Shihab sebagai sumber
primer dan literatur ilmiah sebagai sumber sekunder. Data dikumpulkan
melalui dokumentatif, kemudian dianalisis secara deskriptif-analitis dengan
pendekatan tafsir tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran M. Quraish Shihab
terhadap QS. Al-A‘rāf [7]: 26, QS. Al-Nisā’ [4]:119, dan QS. Al-Baqarah
[2]:195 memberikan panduan moderat dan kontekstual. Mempercantik diri
merupakan fitrah yang diperbolehkan selama tidak melanggar syariat.
Perubahan fisik dibolehkan jika tidak menyimpang dari fitrah atau mengikuti
bujukan setan, dan tindakan yang membahayakan tubuh dilarang sesuai
kaidah fiqih bahwa segala yang membahayakan adalah haram. Dalam
menghadapi fenomena beauty is pain, Quraish Shihab menekankan
pentingnya menilai niat, manfaat, dan risiko. Jika prosedur aman, bertujuan
memperbaiki, dan membawa manfaat, maka diperbolehkan; sebaliknya, jika
menyiksa tubuh tanpa manfaat dan berisiko tinggi, termasuk larangan. Pendekatannya bersifat fleksibel dan bijak, menekankan keseimbangan
antara syariat, maslahat, dan tanggung jawab atas tubuh sebagai amanah
Allah. |
en_US |