DSpace Repository

Fenomwna Beauty Is Pain Perspektif Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Mutmainah
dc.contributor.author Siti Hajar, 21211801
dc.date.accessioned 2025-12-04T03:43:29Z
dc.date.available 2025-12-04T03:43:29Z
dc.date.issued 2025
dc.identifier.uri https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4602
dc.description.abstract Perempuan sering dikaitkan dengan kecantikan dan nilai estetika. Namun, makna kecantikan kini bergeser menjadi standar fisik tertentu yang diperkuat oleh teknologi dan media sosial, sehingga muncul fenomena beauty is pain, anggapan bahwa demi cantik, perempuan harus rela menahan sakit. Dalam Islam, berhias adalah fitrah yang dibolehkan selama tidak menimbulkan mudarat. Namun, kini banyak perempuan menjalani prosedur kecantikan ekstrem yang berisiko. Penelitian ini bertujuan menganalisis penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang menanggapi fenomena beauty is pain, serta menggali pemikiran beliau melalui Tafsīr Al-Mishbāh. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang fokus pada hukum berhias dan mengubah ciptaan Allah, kajian ini secara khusus menelaah respons Al-Qur’an terhadap fenomena beauty is pain. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka, menjadikan Tafsīr Al-Mishbāh karya M. Quraish Shihab sebagai sumber primer dan literatur ilmiah sebagai sumber sekunder. Data dikumpulkan melalui dokumentatif, kemudian dianalisis secara deskriptif-analitis dengan pendekatan tafsir tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran M. Quraish Shihab terhadap QS. Al-A‘rāf [7]: 26, QS. Al-Nisā’ [4]:119, dan QS. Al-Baqarah [2]:195 memberikan panduan moderat dan kontekstual. Mempercantik diri merupakan fitrah yang diperbolehkan selama tidak melanggar syariat. Perubahan fisik dibolehkan jika tidak menyimpang dari fitrah atau mengikuti bujukan setan, dan tindakan yang membahayakan tubuh dilarang sesuai kaidah fiqih bahwa segala yang membahayakan adalah haram. Dalam menghadapi fenomena beauty is pain, Quraish Shihab menekankan pentingnya menilai niat, manfaat, dan risiko. Jika prosedur aman, bertujuan memperbaiki, dan membawa manfaat, maka diperbolehkan; sebaliknya, jika menyiksa tubuh tanpa manfaat dan berisiko tinggi, termasuk larangan. Pendekatannya bersifat fleksibel dan bijak, menekankan keseimbangan antara syariat, maslahat, dan tanggung jawab atas tubuh sebagai amanah Allah. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Beauty is Pain en_US
dc.subject Tafsīr Al-Mishbāh en_US
dc.subject M. Quraish Shihab en_US
dc.title Fenomwna Beauty Is Pain Perspektif Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account